AirNav Sebut Puncak Pergerakan Lalin Udara Natal Mulai 19 Desember 2025
PADAT : Suasana di Bandara. AirNav sebut puncak Lalin Nata dimulai 19 Desember 2025.PADAT : Suasana di Bandara. AirNav sebut puncak Lalin Nata dimulai 19 Desember 2025.-Ist/Jambi Independent -Jambi Independent j
TANGERANG - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia memprediksi puncak pergerakan lalu lintas penerbangan masa angkutan libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 terjadi mulai 19 Desember 2025.
"Puncak arus libur Natal dan tahun baru diperkirakan terjadi 19–20 Desember 2025. Kemudian puncak arus balik diprediksi pada 3–4 Januari 2026," kata Direktur Operasi AirNav Indonesia Setio Anggoro di Tangerang, Banten, Kamis.
Ia mengatakan selama masa puncak libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026 intensitas penerbangan harian pada seluruh bandara diperkirakan mencapai 4.300 hingga mendekati 4.930 pergerakan pesawat.
Hal tersebut, katanya, sejalan dengan jumlah proyeksi pergerakan pesawat mencapai 76.972 penerbangan periode layanan masa libur panjang.
BACA JUGA:RI Terapkan Regulatory Impact Assessment Jaga Pertumbuhan Ekonomi
BACA JUGA:Israel Ancam Tutup Rafa, Gara-Gara Jenazah Sandera Tak Dikembalikan
"Fokusnya pergerakan penerbangan ini menuju daerah wisata seperti ke Bali, Yogyakarta, Lombok," ucapnya.
Melihat peningkatan trafik penerbangan pada puncak arus Natal dan tahun baru tersebut, maka AirNav akan memastikan kelancaran seluruh sistem navigasi penerbangan di bandara-bandara yang ada di Indonesia.
Salah satunya, kata Setio, dengan mengoptimalkan peran Indonesia Network Management Center (INMC) untuk mengintegrasikan pengawasan dan koordinasi layanan di seluruh wilayah kerja AirNav selama 24 jam penuh.
Pengoptimalan INMC melalui pusat orkestrasi alur lalu lintas udara nasional ini, dilakukan sebagai langkah menyesuaikan rute, kapasitas dan urutan keberangkatan secara cepat ketika terjadi lonjakan atau perubahan kondisi lapangan.
Adapun beberapa langkah operasional yang disiapkan itu, antara lain dengan melakukan penyesuaian kapasitas ruang udara (Airspace Capacity Setting), pengurutan (sequencing) keberangkatan dan kedatangan, koordinasi slot dan jam operasional bandara, serta penggunaan jalur udara alternatif (re-routing).
"Tujuan akhirnya sederhana, yaitu penumpang dapat berangkat dan tiba dengan lebih lancar. Efisiensi dicapai, keselamatan tetap nomor satu," kata dia.
Sementara itu, Direktur Keselamatan Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Capt Nurcahyo Utomo, menambahkan selama pelayanan masa Natal dan tahun baru yang menjadi prioritas AirNav Indonesia yakni mengawal pelaksanaan angkutan penerbangan dengan tetap menjaga standar keselamatan.
"Setiap perubahan operasional tetap melalui 'safety risk assessment'. Kecepatan boleh meningkat, tapi keselamatan tidak bisa dikompromikan," ujarnya.