Meninggal Usai Selamatkan Anak-anak yang Terbawa Arus Banjir

Warga menggotong jenazah Ridwan di rumah duka. Ridwan meninggal dunia karena kelelahan setelahu menyelamatkan anak-anak korban banjir yang terbawa arus. --

MUARABUNGO – Bungo Berduka. Banjir hebat melanda sejak Sabtu lalu. Tidak hanya mengakibatkan kerusakan fasilitas umum. Dibalik musibah itu menyisakan cerita heroik seorang warga Dusun Lubuk Landai, bernama Ridwan.

Laki-laki itu meninggal dunia karena tidak kuat menahan terjangan arus air sungai saat membantu evakuasi anak-anak yang terbawa arus sungai. Saat itu, Minggu 28 Januari 2024, banjir hebat, menerjang Kabupaten Bungo.

Saat itu, Ridwan mencoba menolong 2 orang bocah yang hanyut terseret banjir di Dusun Pasar Lubuk Landai, Kecamatan Tanah Sepenggal, Kabupaten Bungo.

Kejadian berawal saat 2 anak-anak tengah bermain di tepi sungai terseret arus sungai yang sedang meluap. Melihat kejadian tersebut, Ridwan langsung berenang mencoba menyelamatkan ke dua bocah tersebut.

Upaya Ridwan berhasil. Namun, setelah menyelamatkan 2 bocah tersebut, Ridwan mengalami sesak napas dan tak sadarkan diri. Selanjutnya warga melarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan. Namun, nyawa Ridwan tidak tertolong.

Menurut Datuk Rio, Kepala Desa, Dusun Pasar Lubuk Landai, Handi Fauzan, Ridwan meninggal dunia akibat kelelahan usai membantu anak-anak yang terbawa arus banjir.

"Dada korban merasa sesak setelah membantu anak-anak," kata Datuk Rio. Ridwan dinyatakan meninggal pada pukul 09.50 WIB, setelah dibawa ke dokter.

Keluarga korban, Idris Zaenal, menjelaskan bahwa jenazah Ridwan akan dimakamkan di Dusun Lubuk Landai. Kondisi ini menambah duka bagi masyarakat yang sudah merasakan dampak banjir yang melanda.

Curah hujan tinggi di Kabupaten Bungo, Jambi, mengakibatkan satu jembatan besi permanen yang menghubungkan Dusun Muaro Tebo Pandak dan Dusun Tebo Jaya (SP3) di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, terputus.

Kapolsek Limbur Lubuk Mengkuang, Iptu Suzuki Gurning, membenarkan bahwa banjir pada pukul 10.00 WIB tersebut merusak jembatan akses penghubung Dusun Muara Tebo Pandak menuju Dusun Tebo Jaya, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang.

Selain itu, jembatan gantung akses jalan perkebunan masyarakat Dusun Renah Sungai Besar, dan tiang penyangga jembatan penghubung antara Dusun Limbur Baru dengan Dusun Tanjung Bungo, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, rusak.

Banjir juga membawa dampak serius terhadap pemukiman warga. Lima rumah di Dusun Rantau Tipu terbawa arus banjir. Meskipun aktivitas masyarakat masih bisa dilakukan dengan menggunakan jalur alternatif.

Kepala BPBD Kesbangpol Kabupaten Bungo, Zainadi, menjelaskan, jembatan di Dusun Muaro Tebo Pandak menuju Tebo Jaya (SP3) Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang rusak parah dan akses warga terputus.

Jembatan tersebut merupakan akses utama dengan jarak tempuh lebih dekat bagi warga. Dengan terputusnya akses ini, warga terpaksa harus melewati jalan yang lebih jauh untuk mencapai dusun Tebo Jaya.

Meskipun kondisi air mulai surut, Zainadi mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan kenaikan debit air, terutama pada malam hari. Debit air sungai Batang Bungo saat ini masih aman. Namun, ia mengajak warga yang tinggal di pinggir sungai untuk tetap waspada.

“Kini BPBD bersama stakeholder telah melakukan rapat untuk antisipasi bencana banjir sekarang,” ujar Zainadi, menekankan pentingnya koordinasi dan kewaspadaan dalam menghadapi situasi darurat akibat banjir di Kabupaten Bungo.

Selain itu juga BPBD Kabupaten Bungo melaporkan bahwa banjir telah menghanyutkan lima rumah dan merusak dua jembatan di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang. Data ini mencerminkan tingkat kerusakan yang signifikan akibat bencana tersebut.

Pemerintah dan pihak kepolisian setempat berupaya memberikan bantuan serta evakuasi bagi warga yang terdampak. Banjir kali ini menjadi sorotan karena skala keparahannya yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Semoga bantuan dan dukungan dapat segera mencapai mereka yang membutuhkan, dan korban lainnya dihindarkan dari bahaya yang mengancam.

Banjir kali ini disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah dan menyebabkan satu korban jiwa di Dusun Lubuk Landai, Kecamatan Tanah Sepenggal.

Warga pasar Lubuk Landai, As'ari, mengungkapkan bahwa banjir kali ini merupakan yang keempat dalam rentang waktu akhir tahun hingga Januari ini. "Banjir ini merupakan yang terbesar," ujar As'ari.

Tag
Share