Yandex Sediakan Layanan Pendukung Pemantauan Persebaran Abu Vulkanik
Ilustrasi gunung erupsi-jambi independent -
Yandex merupakan perusahaan teknologi yang menciptakan produk dan layanan AI, baru-baru ini yandex memperkenalkan layanan yang dapat membantu pemantauan persebaran abu vulkanik dan mitigasi terhadap dampak yang ditimbulkan pada masyarakat dan ekosistem.
Direktur Proyek Strategis di Yandex Cloud, Anna Lemyakina Mengatakan "Penggunaan teknologi komputasi awan dan layanan machine learning jadi solusi mumpuni dalam mengatasi beragam tantangan sosial, termasuk pemantauan fenomena alam.
Ia juga menyampaikan pentingnya penerapan mekanisme prakiraan persebaran abu vulkanik dibarengi dengan akses yang efektif dan cepat ke layanan pengujian hipotesis dan pelatihan model.
"Proyek kami siap diskalakan untuk memantau gunung berapi di seluruh dunia, mengatasi masalah mendesak mengenai letusan gunung berapi dan dampaknya," ujarnya.
BACA JUGA:Alhamdulilah, Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Kini Sudah Mulai Menurun
BACA JUGA:PVMBG Sebut Aktivitas Gunung Semeru Masih Tinggi, Minta Masyarakat Untuk Tetap Waspada
Abu vulkanik membawa partikel yang bisa merusak lingkungan dan menimbulkan gangguan kesehatan.
Sebagai gambaran, letusan Gunung Merapi di Indonesia, Fagradalsfjall di Islandia, dan Shiveluch di Rusia telah menimbulkan emisi abu dalam jumlah besar sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari warga serta menyebabkan risiko terhadap keselamatan publik dan infrastruktur.
Yandex menyoroti pentingnya mekanisme pemantauan dan respons yang efektif untuk meminimalisir perluasan dampak abu vulkanik setelah letusan gunung berapi.
Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan keahlian dalam machine learning, analisis data, dan meteorologi guna mendukung upaya meminimalkan dampak abu vulkanik.
Dengan penggunaan model matematika canggih, neural networks (jaringan syaraf tiruan/JST), dan peta interaktif, pemantauan awan abu pasca-letusan dapat dilakukan dalam waktu nyata.
BACA JUGA:Gunung Semeru Sedang Tidak Baik-baik Saja
BACA JUGA:Gunung Marapi Kembali Meletus Sabtu Sore Kemaren, Munculkan Kolom Abu Setinggi 700 Meter
Cara ini bisa digunakan untuk memberdayakan pihak berwenang dan masyarakat dalam mengimplementasikan model mitigasi persebaran abu vulkanik.