Tetap Pilih Tanam Padi di Tengah Kesulitan Membuka Lahan

--

MUARABUNGO - Di tengah sulitnya bagi sebagian warga untuk beralih ke bercocok tanam padi sawah, akibat kesulitan membuka lahan, tapi tak merubah semngat warga Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, memilih untuk menggarap lahan dengan menanam padi.

Seorang warga Tanjung Belit, Zaini, tetap memilih untuk menggarap lahan dengan menanam padi secara manual tanpa membakar lahan.

BACA JUGA:Olahraga yang Aman saat Menstruasi

BACA JUGA:Sinsen Berikan Ragam Promo Menarik, Sambut Bulan Suci Ramadan


Hanya dengan membersihkan sampah agar dapat menanam padi.

Meskipun lebih sulit, Zaini bersyukur atas hasilnya yang dapat mencapai 50 karung gabah kering dari lahan seluas 2 hektar.

"Dahulu nenek kita wajib bercocok tanam padi ladang, apa lagi sekarang harga beras naik," ujar Zaini.

Sementara itu, di Tanjung Belit, ada dua warga lain yang juga menggarap lahan dengan menanam padi ladang, disamping menanam sayuran.

Kenaikan harga beras menjadi alasan kuat bagi warga Tanjung Belit untuk tetap mempertahankan tradisi bercocok tanam padi ladang.

Meskipun menghadapi berbagai kendala seperti kesulitan membuka lahan dan larangan membakar lahan, semangat untuk menghasilkan pangan tetap tinggi di kalangan warga.


Sementara sebelumnya, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bungo mecatat, bahwa banjir yang dipicu oleh curah hujan tinggi Januari lalu telah menyebabkan 571 hektare lahan sawah terendam di beberapa kecamatan.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, Kabupaten Bungo, Muhammad Hasbi, dari total lahan padi yang terendam, sekitar 225 hektare mengalami gagal panen.

"Tanaman pangan seperti padi  terkena dampak dengan 225 hektare mengalami gagal panen,” sebutnya.

“Sedangkan tanaman hortikultura, khususnya cabe, sekitar 1 hektare juga terdampak," ungkap Hasbi.

Lahan padi yang terkena dampak banjir tersebar di beberapa kecamatan.

Antara lain Rantau Pandan, Bathin III Ulu, Tanah Tumbuh, Bathin III, dan Pelayang.

Muhammad Hasbi menyatakan bahwa, laporan telah disampaikan kepada Dinas Tanaman Pangan (TPH) Provinsi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Kami berupaya mengusulkan bantuan benih dan pupuk ke pemerintah pusat, baik dalam bentuk barang maupun dana tanggap darurat bencana," tambahnya.

Hasbi juga menyoroti upaya untuk memitigasi risiko gagal panen di masa depan.

Ia mengajak petani untuk menjadwalkan tanam yang tidak berbenturan dengan cuaca ekstrem, terutama hujan tinggi.

"Kami selalu menganjurkan petani menanam tepat waktu sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap dampak cuaca ekstrem," jelasnya. (mai/zen)

Tag
Share