Kanker servik Jadi Penyebab Utama Kematian Pada Wanita

Kanker servik jadi penyebab utama kematian para wanita-foto; ilustrasi-jambi independent

JAKARTA,JAMBIKORAN.COM - Konsultan Ginekologi Onkologi Eka Hospital BSD Dr. Muhammad Yusuf mengatakan kanker serviks menjadi salah satu penyebab utama kematian pada wanita dan di Indonesia menempati urutan kedua.

"Kanker serviks saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi kaum perempuan di negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Dr. Muhammad Yusuf dalam keterangannya di Tangerang, Minggu.

Pada banyak kasus, penderita kanker serviks sering datang dengan stadium lanjut, karena tidak terdeteksi sebelumnya. Padahal kanker serviks bisa dideteksi dan dicegah dengan melakukan pap smear secara rutin.

Manfaat pap smear adalah untuk melihat adanya kelainan atau tidak di sel mulut rahim sebelum berkembang menjadi kanker. "Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala agar kanker serviks dapat dideteksi dan ditangani sejak dini." ujarnya.

BACA JUGA:Ternyata 5 Kebiasaan Ini Dapat Memicu Penyakit Jantung di Usia Muda, Loh!

BACA JUGA:Toyota Pamerkan Hilux Rangga Towing hingga Agya Race Car di IMX 2024

Perlu diketahui pada kebanyakan kasus hampir tidak ditemui gejala apapun pada pengidap kanker serviks. Namun, para wanita harus tetap waspada jika memiliki keluhan keputihan berulang dan berbau, pendarahan di luar siklus haid, dan ada pendarahan atau bercak saat berhubungan intim.

 

Idealnya pap smear dilakukan oleh semua wanita yang telah menikah dan melakukan aktivitas seksual. Wanita yang aktif secara seksual dianjurkan melakukan pap smear tiga tahun sekali, apabila tidak ditemukan gejala, keluhan, ataupun pada deteksi awal.

"Namun, jika dokter menemukan gejala dengan resiko tinggi disarankan melakukan pap smear setiap tahun. Sementara untuk wanita hamil jika tidak ada kelainan boleh melakukan pap smear setelah melahirkan, minimal tiga bulan pascalahiran," katanya.

Pada saat melakukan pap smear, dokter kandungan akan memeriksa dengan cara mengambil sedikit sampel jaringan dari leher rahim kemudian akan diperiksa di laboratorium.

Hasil pemeriksaan pap smear hampir 90 persen adalah normal. Pada kasus pap smear abnormal, tidak selalu menandakan bahwa wanita tersebut mengidap kanker, namun perlu pemeriksaan lanjutan.

BACA JUGA:Jangan Lakukan 5 Kebiasaan Ini Jika Tak Ingin Cepat Meninggal

BACA JUGA:Sambangi Rumah Duka Korban Reruntuhan Tembok SMKN 1, Ivan Wirata: Saya Turut Prihatin Atas Musibah Ini

Tag
Share