Zubaidah, Direktur Beranda Perempuan Indonesia Sosok Tangguh Pejuang Hak Perempuan

Sosok Jubaidah-Bilqis Novera-Jambi Indepedent

Zubaidah, sosok perempuan tangguh, lulusan S1 Manajement Marketing Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dan lulusan S2 Magister Kependudukan dan Ilmu Ketenagakerjaan Universitas Jambi. Kisah inspiratifnya, layak disimak, dan menjadi motivasi bagi masyarakat Jambi.

Perempuan asal Kota Jambi ini sekarang telah menjabat sebagai Direktur Beranda Perempuan Indonesia sejak tahun 2010 dan ia aktif sebagai Konsultan Gender dalam pengelolaan Sumber Daya Alam di beberapa NGO Lingkungan di Jambi. Perempuan tangguh ini, memprakarsai layanan pendampingan kasus kekerasan terhadap perempuan.

Beranda Perempuan sendiri didirikan oleh relawan yang aktif memperjuangkan keadilan gender dan hak-hak perempuan di Indonesia. Beranda Perempuan juga merupakan anggota Lembaga Asia Pacific Forum on Women, Law and Development (APWLD).

BACA JUGA:Harga Karet di Bungo Kembali Anjlok, Capai Rp 12 Ribu per kg

BACA JUGA:Wabup Robby Serahkan Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Dari Kementerian Pertanian RI

Zubaidah menceritakan awal mula tertarik membangun Beranda Perempuan di Jambi bersama para relawan. Mereka memiliki keprihatinan terhadap persoalan perempuan di Jambi, khususnya masalah perempuan pedesaan. Dimana mayoritas perempuan berstatus sebagai pekerja dan pengelola rumah tangga, tetapi partisipasi dan peran mereka belum diakui. Sehingga banyak masalah perempuan yang tidak dibicarakan di ruang publik dan minim sekali ruang edukasi perempuan untuk memahami hak-hak mereka sebagai perempuan atau pun sebagai warga negara.

“Oleh karena itu, perlu membangun wadah bagi perempuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka terkait hak-hak mereka, dan melatih mereka membuat program dan aksi-aksi kolektif untuk membuat perubahan,” kata Zubaidah.

"Jadi di awal pembangunan Beranda Perempuan, kami membangun sekolah Embun Pagi di Palmerah, Jambi. Dibangun secara swadaya oleh ibu-ibu petani sayur, untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung secara ekonomi di Kota Jambi dan sebagai ruang belajar perempuan dan tempat pendidikan anak-anak usia dini," ujarnya.

Meskipun begitu, tak dapat dipungkiri dalam perjalanan Zubaidah bersama Beranda Perempuan, pernah mengalami hambatan. Ketika Beranda Perempuan melakukan riset dan pembedayaan bagi perempuan desa, masih minim lembaga perempuan yang melayani korban kekerasan seksual. Banyak korban kekerasan seksual yang mengadukan kasusnya kepada Beranda Perempuan, padahal Beranda Perempuan tidak memiliki dana khusus bagi korban kekerasan seksual. Sehingga kekuatan mereka adalah bekerja dengan menjaring banyak relawan dan kerjasama lintas institusi setiap tahun.

BACA JUGA:Terapkan Sistem Menjaga Lingkungan, Ciptakan Ruang Belajar Nyaman Di SMKN 4 Kota Jambi

BACA JUGA:Ajak Wujudkan Kesejahteraan Ibu dan Anak

“Dengan kerja volunter dan ketebatasan kapasitas lembaga, korban terus berdatangan. Semenatra Beranda Perempuan kesulitan untuk mencari pengacara yang mau probono dan memiliki perspektif kepentingan korban kekerasan seksual,” katanya.

Namun, hambatan tersebut tidak menyurutkan semangat Zubaidah bersama Beranda Perempuan untuk terus maju memperjuangkan hak-hak perempuan. Mereka tetap fokus membangun kapasitas anak muda sedini mungkin, untuk memiliki praktik mendampingi perempuan desa dan perempuan korban kekerasan seksual.

Menurutnya, hal ini penting sekali untuk membangun sensitivas mereka memahami kondisi perempuan dan membangun keberpihakan terhadap nasib perempuan dan kelompok marginal.

Tag
Share