Tantangan Kehidupan di Gaza, Bayi Prematur yang Berjuang untuk Hidup
Seorang anak Palestina yang menderita malanutrisi dirawat di Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara, 30 Juni 2024.--Antaranews.com
JAMBIKORAN.COM - Sebuah kota di Beit Hanoun sedang dilanda konflik di Jalur Gaza utara, dan seorang anak bernama Shahd al-Kafarna berjuang untuk bernapas di bangsal neonatal Rumah Sakit Kamal Adwan.
Ia lahir prematur tiga pekan lalu, Shahd bergantung pada tabung oksigen di dalam inkubator.
Ibunya Salma (29), tampak lemah, memperhatikan setiap gerakannya dengan perasaan cemas dan penuh harapan.
"Stres, tekanan psikologis, dan malanutrisi menyebabkan persalinan prematur. Ketika Shahd lahir, tidak ada tangisan, hanya keheningan," kata Salma tentang bayi perempuannya.
BACA JUGA:Kepala UNRWA Desak Gencatan Senjata di Gaza Akibat Evakuasi Massal Israel
BACA JUGA:Pemukim Israel Serang Sekolah di Desa Ibziq
Sang ibu takut akan hal terburuk, tetapi, melawan segala rintangan, Shahd mengambil napas pertama yang sangat penting.
"Setiap hari saya datang ke sini, saya melihat dia berjuang. Setiap tarikan napas terasa seperti kemenangan kecil, sebuah kesempatan baginya untuk menjadi lebih kuat," kata Salma dalam suara perpaduan antara rasa takut dan tekad.
Namun, harapan Salma terancam oleh kelangkaan bahan bakar yang membayangi rumah sakit.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Hussam Abu Safiya berbicara tentang krisis yang akan datang jika pasokan bahan bakar tidak tersedia.
BACA JUGA:Arab Saudi dan Yordania Bersatu Kirim 30 Ton Bantuan Pangan ke Gaza
BACA JUGA:Dapa Lesmana/Karsten Spencer Darma Tersingkir di Perempat Final BNI Badminton Asia Junior 2024
"Tanpa bahan bakar, oksigen yang menopang bayi prematur seperti Shahd akan berhenti," ujar Safiya memperingatkan.
"Sekitar 40 anak lahir dengan kondisi kurang gizi dan berat badan lahir rendah karena para ibu tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup selama masa kehamilan," ujar pejabat hubungan masyarakat (humas) Rumah Sakit Kamal Adwan, Wissam Al-Sakani.