Menurut Kajian The Lancet, Jumlah Korban Tewas di Gaza Akibat Agresi Israel Bisa Melampaui 186.000

Warga Palestina terlihat di lokasi serangan udara Israel di sebuah kamp pengungsi dekat Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 27 Mei 2024.--Antaranews.com

JAMBIKORAN.COM - Jumlah kematian di Gaza akibat agresi Israel ke Jalur Gaza bisa melampaui 186 ribu orang atau sekitar 8 persen dari seluruh populasi Gaza.

Pernyataan tersebut berdasarkan kajian  yang dipublikasikan  jurnal medis Inggris, The Lancet Jumat, 5 Juli pekan lalu.

Hingga kini, jumlah kematian resmi sebagaimana dicatat otoritas kesehatan Gaza  ada pada angka 38.200 orang.

Jumlah korban tewas lain sebagaimana disimpulkan kajian tersebut mencakup ribuan orang yang diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan dan ribuan lainnya yang meninggal akibat dampak sekunder konflik, seperti malnutrisi, terkena penyakit, dan kurangnya penanganan medis.

BACA JUGA:Dinantikan Para Penggemar! Sekuel ''The Devil Wears Prada'' Sedang Dikembangkan oleh Disney

BACA JUGA:Tiga Film Horor Indonesia Bawa Pulang Penghargaan di Bucheon International Fantastic Film Festival 2024

"Jumlah korban tewas yang dilaporkan kemungkinan lebih rendah (dari jumlah sebenarnya). Lembaga Airwars melakukan penilaian rinci terhadap insiden-insiden di Jalur Gaza dan mendapati tidak semua nama korban yang teridentifikasi ada dalam daftar (korban tewas) otoritas setempat," demikian menurut  kajian The Lancet.

"Terlebih, PBB memperkirakan bahwa hingga 29 Februari 2024, 35 persen bangunan di Jalur Gaza telah hancur, sehingga kemungkinan jumlah jenazah yang masih tertimbun di reruntuhan bangunan yang hancur cukup besar dan diperkirakan melampaui angka 10.000," demikian tertulis dalam kajian itu.

Selain itu, 14.000 bom dengan berat masing-masing 907 kg yang dipasok Amerika Serikat untuk Israel juga menyebabkan jumlah korban tewas sangat tinggi.

Bom tersebut, selain membunuh secara langsung, juga menghancurkan infrastruktur di Jalur Gaza, sehingga memperburuk situasi krisis yang menyebabkan korban tewas terus bertambah.

BACA JUGA:Viral Meninggalnya Zhang Zhi Jie di Lapangan, BWF dan PBSI Ungkap Penyebabnya

BACA JUGA:Menpora Optimistis 29 Atlet Indonesia Akan Ukir Sejarah di Olimpiade Paris 2024

Hancurnya fasilitas kesehatan, jaringan distribusi makanan, dan sistem sanitasi membuat warga Gaza yang masih bertahan terpaksa hidup dalam kondisi yang amat memprihatinkan.

"Jumlah korban tewas diperkirakan besar karena intensitas konflik, hancurnya sistem kesehatan, kelangkaan makanan, air bersih, dan tempat tinggal, ketidakmampuan warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman dan hilangnya pendanaan ke UNRWA," demikian bunyi kajian yang dirilis The Lancet.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan