Anak-anak Gaza Habiskan 8 Jam Sehari Demi Mencari Air Bersih dan Makanan

Anak-anak selesai mengambil air di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 2 Juli 2024. --Antaranews.com

JAMBIKORAN.COM - Anak-anak di wilayah konflik Jalur Gaza menghabiskan waktu hingga 8 jam sehari hanya untuk mendapatkan makanan dan air bersih.

Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

“Anak-anak di Gaza bisa menghabiskan 6—8 jam sehari mengumpulkan air dan makanan, bahkan mereka harus membawa beban berat dan berjalan jauh,” demikian UNRWA dalam pernyataannya di media sosial, Sabtu, 6 Juli 2024.

“Fasilitas sanitasi dan infrastruktur rusak parah, sehingga memaksa ribuan keluarga mengandalkan air laut untuk mencuci, mandi, dan bahkan minum,” kata badan PBB tersebut.

BACA JUGA:Bagnaia Amankan Podium Teratas di Sachsenring Usai Jatuhnya Jorge Martin

BACA JUGA:Ganda Campuran Indonesia Darren/Bernadine Tumbang di Final BNI Badminton Asia Junior Championships 2024

Israel tak kunjung menghentikan penyerbuan ke Jalur Gaza meski Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel, melalui putusannya yang bersifat mengikat, untuk menghentikan serangan di Rafah yang diduga melanggar Konvensi Genosida.

Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan setidaknya 38.089 warga Palestina dan melukai lebih dari 87.705 lainnya.

Selain itu, setidaknya 10 ribu orang masih belum diketahui nasibnya dan diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat bom Israel.

Organisasi internasional dan Palestina turut menyebut bahwa sebagian besar korban yang tewas dan cedera adalah wanita dan anak-anak.

BACA JUGA:Xu Wen Jing Raih Gelar Perdana bagi China di BNI Badminton Asia Junior Championships 2024

BACA JUGA:Kontingen Indonesia Cetak Sejarah, Juara Umum di AUG 2024

Agresi Israel juga menyebabkan hampir dua juta warga Palestina terusir dari tempat tinggalnya, sehingga menyebabkan eksodus pengungsi Palestina terbesar sejak tragedi Nakba pada 1948.

Sebagian besar dari mereka terpaksa mengungsi di kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir.(*)

Tag
Share