JAMBIKORAN.COM - Mikhail Bogdanov selaku wakil menteri luar negeri Rusia menekankan bahwa operasi yang dilakukan oleh militer Israel di Rafah adalah hal yang tidak dapat diterima, Selasa, 28 Mei.
Mikhail mengatakan hal itu saat bertemu dengan Duta Besar Mesir di Moskow Nazih Nagari, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Selama pertemuan tersebut, mereka bertukar pandangan tentang isu-isu Timur Tengah, khususnya situasi terkini di zona konflik Palestina-Israel.
"Selain itu, perkembangan terkini di Libya dan Sudan juga dibahas," kata Kemenlu Rusia.
BACA JUGA:Rumah Sakit di Rafah Lumpuh Akibat Serangan Israel, Hanya Satu yang Masih Beroperasi
BACA JUGA:Gak Gengsian, Zodiak Ini Berani Mengakui Kesalahannya Loh
Sebelumnya pada Minggu, 26 Mei, Israel melancarkan serangan udara terhadap kamp pengungsi di timur laut Rafah.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 40 orang tewas dan melukai puluhan lainnya, menurut dinas pertahanan sipil Palestina.
Pada Senin, 27 Mei, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan udara itu sebagai "insiden tragis". Dia menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
Pada hari yang sama, angkatan bersenjata Israel (IDF) mengakui bahwa mereka menggunakan "amunisi presisi".
BACA JUGA:Tentara Israel Bantah Terlibat dalam Serangan Mematikan di Zona Kemanusiaan Al-Mawasi
BACA JUGA:Artileri Israel Hantam Tenda Pengungsian di Rafah, 21 Warga Palestina Tewas
Israel mengirim pasukan ke Rafah pada 7 Mei, tujuh bulan setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, menerobos wilayah Israel dan melancarkan serangan, yang kemudian memicu eskalasi konflik terburuk di Jalur Gaza dalam beberapa dekade.
Kabinet perang Israel bertekad memperluas operasi militer di Rafah hingga berhasil mencapai tujuannya: menumpas semua pejuang Hamas.(*)