3. Dia Adalah Kakakku
Novel ini tak kalah menguras air mata, ketika seorang kakak yang tidak sedarah dengan keempat adiknya, i9a bernama Laisa. Lais yang berjuang untuk pendidikan adiknya, membantu Mamak di ladang.
Karena Bapak sudah lama meninggal. Dan Bapak kandungnya melarikan diri, setelah beberapa lama menikahi Mamak dari keempat adiknya. Untungnya Mamak dan Bapak baik, tidak membedakan Lais dengan keempat anak mereka.
Lais bahkan rela berhenti sekolah, hanya untuk mengurangi beban Mamak. Ia menyekolahkan adiknya hingga ke perguruan tinggi. Lais yang belum menikah hingga akhir hayatnya, karena selalu gagal ketika laki-laki hanya memandang kecantikan fisiknya, Lais yang betubuh gempal, kulit sawo matang, dan rambut kriting.
BACA JUGA:Simak! Batas Aman Menyimpan Daging Kurban Idul Adha di Kulkas
Hingga Lais jatuh sakit, dan hanya ia yang tahu sakitnya. Dia tidak memberitahu adik-adiknya, agar tidak ada yang khawatir, bahkan Mamak tidak tahu. Walaupun pada akhirnya Mamak tahu lebih dulu, dan menemani Lais untuk rutin ke rumah sakit.
Ketika Mamak mengabari keempat adik Lais, ketika Lais sudah tidak sanggup untu berdiri bahkan untuk duduk. Hanya terbaring di kasur. Keempat adiknya pulang dengan perasaan yang tak karuan. Yang di luar negeri pulang dengan segera, yang sedang mengisi seminar juga begitu, yang sedang penelitian di hutan dan terluka berlari menemui Lais.
Setelah berkumpul semuanya, pecah tangis mereka. Meminta maaf kepada Kak Lais, hingga saat sholat, Kak Lais juga pergi, menghadap Sang Pencipta.(*)