MUARABUNGO - Harga cabai di pasar Tradisional Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, makin mahal. Harga cabai paling tinggi adalah jenis cabai rawit merah, mencapai Rp100 ribu per kilogram.
Pantauan di Pasar atas Muara Bungo, Senin (4/12), kenaikan harga paling tinggi terjadi dalam tiga terakhir. Kenaikan berlaku untuk semua jenis cabai.
Salah seorang pedagang Cabai, Didit (43) menjelaskan, harga cabai rawit merah pada sebelumnya masih Rp60 ribu per kg naik menjadi Rp100 ribu per kg.
Harga cabai jenis lain juga ikut naik. Cabai merah naik menjadi Rp50 ribu dari sebelumnya Rp80 ribu dan bawang merah sebelumnya Rp12 ribu sekarang menjadi Rp25 ribu.
"Harga cabai naik semua. Paling mahal cabai setan (rawit merah), Rp 100 ribu. Naik sejak Sabtu Rp 80 ribu, Minggu Rp 90 ribu sekarang Rp 100 ribu. Lainnya juga naik tapi tidak tembus Rp 100 ribu," ungkap didit
Pedagang Didit mengaku selain mahal, ketersediaan cabai merah juga menurun. Hampir tiap pemilik lapak sayur Pasar atas Muara Bungo mengaku pasokan cabai ini berkurang drastis.
Didit mengaku, jika biasanya habis penjualan perhari cabe merah sampai 20 Kg sampai 25 kg, namun Penjualan kali sepi karena pembeli membeli sedikit. Itu pun kondisi cabai kurang baik.
"Kebanyakan kayak gini, kurang bagus kondisinya, tidak mulus," kata Didit sambil menunjukkan cabai dagangannya.
Minimnya pasokan cabai menjadi faktor naiknya harga saat ini. Pedagang Pasar atas , didit menjelaskan beberapa daerah sentra penghasil cabai di Curup maupun Sumatera barat banyak yang gagal panen.
"Memang sedang banyak yang gagal panen. Kemarin ada petani pemasok cabai merah rawit mengaku panennya sangat sedikit. Biasanya satu pohon buahnya rembel (lebat) tapi panen kali ini satu pohon hanya berbuah 10 sampai 15 biji. Memang ini karena faktor alam cabai gagal panen" beber Didit.
Sementara seorang pembeli, Ima turut mengeluhkan kondisi harga cabai yang kian mahal. Ia pun terpaksa mengurangi konsumsi cabai dan pembelian cabai di pasar.
“Ya, mau tidak mau, biasanya beli sekilo, ini beli seperempat. Dikurangi konsumsinya,” tutupnya. (Mai/zen)