JAKARTA - Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Afrika Selatan Tudiono mempromosikan investasi untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) saat melakukan pertemuan dengan Direktur Eksekutif Africa Climate Foundation (ACF) Mohammad Salim Fakir di Cape Town, pada Rabu (21 Agustus 2024).
Menurut pernyataan KJRI Cape Town yang diperoleh ANTARA, Kamis, pertemuan tersebut ditujukan untuk mendorong para pengusaha di Cape Town, Afrika Selatan, untuk berinvestasi di IKN.
Dalam kesempatan itu, Konjen Tudiono mengundang para investor jejaring ACF untuk berinvestasi di IKN, yang mengusung konsep smart city dan forest city.
Fakir, menurut pernyataan itu, menyambut baik penawaran Konjen RI dan berjanji akan mendorong para pengusaha di Cape Town, terutama yang telah menerima manfaat pendanaan dari ACF, untuk berinvestasi di IKN.
BACA JUGA:Pemda Harus Manfaatkan Peluang Dalam Tangani Sampah
BACA JUGA:KPK Setorkan Rp3,4 Miliar ke Kas Negara
Konjen RI dan Salim Fakir selanjutnya akan melakukan pertemuan lanjutan bersama para calon investor untuk mengeksplorasi rencana investasi tersebut.
ACF merupakan organisasi yang menyediakan dana untuk proyek pembangunan yang memiliki konsep ramah lingkungan dan mengedepankan energi hijau, seperti pembangunan di IKN.
Fakir menjelaskan bahwa dana organisasi itu bersumber dari Global Endowment Fund. yang dibiayai oleh sejumlah organisasi pendanaan dan investor global serta dari Afrika Selatan.
Sehari sebelumnya, pada 20 Agustus 2024, Konjen Tudiono juga bertemu dengan Managing Director Albany Power Generation (APG) Ambrose Peterson.
BACA JUGA:Perintah Evakuasi Terbaru Israel, Kembali Ungsikan Ribuan Warga Sipil
BACA JUGA:Ini Dia Spesifikasi VivoY03t, Harga Cuman Rp 1,3 Jutaan
Perusahaan itu saat ini sedang dalam proses negosiasi untuk proyek pelabuhan di Probolinggo, Jawa Timur, dan tertarik untuk investasi di IKN, menurut pernyataan KJRI Cape Town.
Pertemuan dengan APG disebutkan untuk menindaklanjuti pertemuan Konjen RI Cape Town dengan Pj. Gubernur Jawa Timur (Jatim) dan Petrogas Jatim pada 2 Juli 2024 terkait rencana investasi APG pada proyek perluasan pelabuhan di Probolinggo.
Menyangkut investasi bersama Petrogas Jatim, disebutkan bahwa proses pembahasan sempat terkendala karena permasalahan feasibility studies, terutama terkait parameter dan penunjukan konsultan.