BACA JUGA:Tim esport Sumut raih emas Mobile Legends usai kalahkan Bali
BACA JUGA:Indonesia Sukses Dominasi PUBG Mobile SEA Empat Musim
Sederhananya, teknologi transmisi manual mengandalkan interaksi mekanis yang lebih sedikit dan membutuhkan perawatan yang lebih sederhana.
Hal inilah yang membuat biaya produksi transmisi manual lebih rendah dibandingkan transmisi otomatis.
Sebaliknya, girboks matic, terutama yang berbasis teknologi Continously Variable Transmission (CVT), Dual-Clutch Transmission (DCT), atau transmisi otomatis konvensional, memiliki sistem yang lebih rumit dan canggih.
Jenis transmisi ini membutuhkan sensor komputer, mekanisme elektronik, dan komponen tambahan lain yang mendukung perpindahan gigi secara otomatis.
BACA JUGA:Enzie Sabet Gelar Runner-up dan Best Mobile Player di Saudi Esports Federation Arena
BACA JUGA:Max Verstappen Puas dengan Uji Coba Pertama Mobil RB20
Hal ini tentu berkontribusi pada kenaikan harga produksi yang akhirnya memengaruhi harga jual mobil matic di pasaran.
Jenis-Jenis Transmisi Otomatis
Di pasaran, ada beberapa jenis transmisi otomatis populer, seperti transmisi otomatis konvensional, CVT, dan DCT.
Masing-masing memiliki karakteristik dan cara kerja yang berbeda, yang pada akhirnya juga memengaruhi harga jual mobil yang menggunakannya:
BACA JUGA:Gol Penalti Immobile Bawa Kemenangan
BACA JUGA: Immobile Antar Lazio Menang 1-0 atas Bayern Muenchen di Liga Champions
1. Transmisi DCT (Dual-Clutch Transmission)
Transmisi DCT adalah girboks manual otomatis yang diatur oleh komputer. Sistem ini menggunakan dua cengkeraman yang dioperasikan secara otomatis untuk mempercepat perpindahan gigi.
Meski efektif untuk meningkatkan performa, kompleksitas komponen dan sensor membuat DCT lebih mahal daripada jenis transmisi lainnya.
2. CVT (Continuously Variable Transmission)
CVT tidak menggunakan roda gigi layaknya transmisi biasa. Sistem ini bekerja dengan menggunakan sabuk yang bergerak di antara katrol berbentuk kerucut.