AS Beri Bantuan Militer Israel Rp 280,8 T Sejak 2023

Sabtu 02 Nov 2024 - 21:02 WIB
Reporter : Antara
Editor : Surya Elviza

ISTANBUL - Amerika Serikat (AS) telah memberikan bantuan militer sebesar 17,9 miliar dolar AS (sekitar Rp280,8 triliun) kepada Israel sejak 7 Oktober 2023, menurut sebuah laporan.


Laporan berjudul “Pengeluaran Amerika Serikat untuk Operasi Militer Israel dan Operasi Terkait AS di Kawasan Timur Tengah, 7 Oktober 2023 – 30 September 2024,” yang disusun oleh Watson Institute for International and Public Affairs di Universitas Brown, menunjukkan dukungan besar AS terhadap operasi Israel serta peningkatan kehadiran AS di Timur Tengah.


Laporan tersebut merinci bahwa AS memberikan 6,8 miliar dolar AS (sekitar Rp106,7 triliun) dalam bentuk Foreign Military Financing (FMF), 5,7 miliar dolar AS (sekitar Rp89,4 triliun) untuk sistem pertahanan rudal seperti Iron Beam, 1 miliar dolar AS (sekitar Rp15,7 triliun) untuk persenjataan berat, dan 4,4 miliar dolar AS (sekitar Rp69 triliun) untuk mengisi kembali stok senjata AS yang telah dipindahkan ke Israel.


Bantuan senilai 17,9 miliar dolar AS itu mencakup dana dari perjanjian sebelumnya dan hanya mencerminkan dukungan publik, menurut laporan tersebut.

BACA JUGA:Mendagri pastikan data penduduk potensial pemilih sudah terenkripsi

BACA JUGA:Harga Kelapa Mulai Menggairahkan, Di Tanjabtim Tembus RP 4.200/kg

Bantuan militer AS untuk Israel mengalir melalui beberapa jalur, termasuk FMF, Excess Defense Articles (EDA), Foreign Military Sales (FMS), dan stok senjata AS di Israel.

Laporan itu mencatat bahwa semua sistem pertahanan rudal Israel, termasuk Iron Dome, Arrow, dan David’s Sling, dikembangkan dengan dukungan signifikan dari AS dan produksi bersama di AS dan Israel.


Dukungan militer AS untuk Israel meningkat secara bertahap sejak 1978, dengan bagian terbesar disetujui di bawah pemerintahan Biden.


Laporan ini menyoroti bahwa ketika AS membuat kesepakatan senjata dengan negara-negara lain di kawasan tersebut, AS memastikan Israel juga menerima peralatan untuk mempertahankan keunggulan militernya.
Israel adalah satu-satunya sekutu AS yang diizinkan mengalokasikan 25 persen dari bantuan militer AS ke industri persenjataan domestiknya.

BACA JUGA: Wahyudi Ditangkap saat Asik Nyabu di Pinggir Jalan

BACA JUGA:Merangin Kejar Target Capaian MCP KPK RI


Selain itu, hukum AS memungkinkan Israel menerima dana FMF dalam satu kali pembayaran pada awal setiap tahun fiskal, sementara negara lain menerima bantuan mereka dalam angsuran triwulan-an.


Israel dapat membeli langsung dari produsen senjata Amerika, dengan perusahaan seperti Boeing, General Dynamics, Lockheed Martin, Northrop Grumman, RTX, dan Caterpillar,  menjadikan Israel sebagai pelanggan utama.
Boeing, misalnya, melaporkan pesanan pertahanan sebesar delapan miliar dolar AS (sekitar Rp125,5 triliun) pada kuartal keempat 2023, dengan 36 persen dari pendapatannya berasal dari sektor pertahanan.

Boeing memasok jet tempur F-15, helikopter Apache AH 64, dan kit amunisi terpandu untuk Angkatan Udara Israel.
RTX juga berperan penting, memimpin produksi rudal terpandu dan memasok rudal udara-ke-darat untuk jet F-16 Israel.


Laporan tersebut menyatakan bahwa pengalihan bantuan militer kepada produsen AS memperkuat dukungan politik, dengan pemerintahan Biden berpendapat bahwa paket bantuan ini menciptakan lapangan kerja di Amerika dan memperkuat infrastruktur industri pertahanan.

Kategori :