Hidup di Rumah Tak Layak Huni

Selasa 05 Nov 2024 - 19:41 WIB
Reporter : Harpandi
Editor : Rizal Zebua

MUARASABAK - Sungguh miris melihat kondisi rumah yang ditempati oleh satu keluarga di RT 19, Dusun Sungai Besi, Desa Koto Kandis Dendang, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjab Timur, milik kepala keluarga atas nama Slamet (68) ini.

Dari pantauan Jambi Independent di lokasi, rumah dengan ukuran sekitar 5x7 meter tersebut berdindingkan terpal plastik yang telah usang dan berlantaikn semen alakadarnya.

Masrusoh, ibu rumah tangga pemilik rumah ini saat diwawancarai mengatakan, sudah sekitar satu tahun ia bersama sang suami, anak dan cucunya tinggal di rumah tersebut.

"Sebelum tinggal di sini, kami sekeluarga tinggal di tanah milik orang yang lokasinya tidak begitu jauh dari sini," ucapnya.

BACA JUGA: Pemkot Jambi Minta Masyarakat Manfaatkan Unit Pengumpul Zakat

BACA JUGA:Presiden Prabowo melantik wakil dan anggota Dewan Ekonomi Nasional


Dirinya menjelaskan, dari hasil pendapatan suaminya sebagai seorang buruh petani, keluarga ini mendirikan bangunan rumah tersebut dengan bentuk apa adanya.

"Rumah kami bentuknya masih apa adanya pak. Kami tidak ada biaya untuk memperbaiki rumah ini yang rusak atau yang kurang layak pak," jelasnya.

Saat turun hujan yang disertai angin kencang, air hujan kerap masuk ke bagian dalam rumah akibat terpal plastik yang menjadi pengganti dinding rumah ini sudah mulai usang dan tidak menutup sepenuhnya bagian sisi dinding bangunan rumah tersebut.

"Kalau pas hujan angin, airnya masuk ke dalam rumah kami ini pak. Untuk listrik, kami masih numpang dari tetangga, nanti bayarnya perbulan bantu beli token mereka," ungkapnya.

Dengan kondisi yang ada saat ini, dirinya berharap bangunan rumahnya bisa mendapatkan bantuan untuk renovasi agar lebih nyaman untuk ditempati.

"Selama ini kami belum ada dapat bantuan perbaikan rumah pak. Kami berharap, bisa dapat bantuan untuk memperbaiki rumah kami ini," harapnya.

Sementara itu, Suwito, selaku Kades Koto Kandis Dendang, dalam wawancaranya menuturkan, pihaknya sudah pernah mengajukan program beda rumah ke Dinas PMD.

"Kita berharap, beda rumah untuk warga kami ini bisa menjadi prioritas dan bisa segera terealisasi," tuturnya.

Meski demikian, dirinya juga menyampaikan harapan lainnya, apabila ada bantuan beda rumah dari pihak lain untuk warganya tersebut, tentunya hal itu sangat berarti dan sangat dibutuhkan.

"Jika sudah mendapatkan bantuan beda rumah atau bantuan lainnya, tentunya bisa sangat membantu keluarga ini. Karena kita merasa miris juga melihat kondisi warga kita ini. Terlebih salah satu anggota keluarga mereka yang berusia 14 tahun, mohon maaf, ada yang mengalami disabilitas," ujarnya.

Untuk kebutuhan masak sehari-hari, keluarga ini masih sering menggunakan kayu bakar yang dicari disekitar rumahnya.

"Selain pakai kayu bakar, keluarga ini juga ada menggunakan gas. Tapi lebih banyak menggunakan kayu bakar untuk kebutuhan masak sehari-hari," pungkasnya. (pan/zen)

Kategori :

Terkait

Selasa 05 Nov 2024 - 19:41 WIB

Hidup di Rumah Tak Layak Huni