3. Masjid Jami' Peneleh
Masjid Jami' Peneleh merupakan salah satu masjid kuno di Surabaya yang memiliki hubungan erat dengan Sunan Ampel, yang didirikan pada 1421 M. Awalnya, Masjid Jami' Peneleh diyakini berasal dari ‘langgar’ sederhana yang kemudian diperluas.
Masjid itu memiliki arsitektur unik. Termasuk bentuknya yang menyerupai perahu terbalik jika dilihat dari atas. Juga keberadaan 10 pilar kayu jati di ruang salat utama.
Selain sebagai pusat dakwah Islam awal, masjid itu juga menjadi saksi sejarah Surabaya. Termasuk pada era kolonial Belanda.
4. Masjid Kemayoran
Masjid Kemayoran didirikan pada 1772 pada era kolonial Belanda. Jauh setelah masjid-masjid yang terkait dengan Sunan Ampel.
Pembangunan awalnya merupakan hadiah dari pemerintah kolonial. Menunjukkan konteks pendirian yang berbeda.
Sekitar tahun 1932, masjid itu dipindahkan ke lokasi baru. Arsitekturnya unik karena menggabungkan unsur Tionghoa. Mencerminkan keberagaman budaya di Surabaya saat itu.
5. Masjid Al-Akbar
Masjid Al-Akbar Surabaya dibangun sebagai simbol kebangkitan Islam di kota Surabaya. Pun, memenuhi kebutuhan umat akan masjid berskala nasional.
Masjid ikonik itu berdiri di atas lahan seluas 11,2 hektar dengan luas bangunan 28.509 m² dan kapasitas hingga 36.000 jamaah.
Pembangunan dimulai pada 4 Agustus 1995 atas gagasan Walikota Surabaya Soenarto Soemoprawiro, dengan peletakan batu pertama oleh Wapres Try Sutrisno. Kemudian diresmikan oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid pada 10 November 2000.
Masjid itu mengusung konsep Islamic Center dengan peran religius, budaya, dan edukatif, serta menjadi landmark kota Surabaya.
Meski dibangun dengan sistem fast track untuk mempercepat prosesnya, pembangunannya tetap mengalami berbagai tantangan. Hingga akhirnya terwujud sebagai salah satu masjid terbesar di Indonesia.
Lima masjid tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Tetapi juga memiliki kisah dan peran penting dalam sejarah Islam di Surabaya.
Melalui jejak masjid-masjid tua itu, kita dapat melihat bagaimana perkembangan Islam turut membentuk identitas kota Pahlawan dari masa ke masa. (*)