Pernyataan Saied diterima oleh sekutu-sekutunya dan juga beberapa penentangnya, sehingga memicu kampanye anti-kulit hitam secara nasional dan konflik kekerasan antara warga Tunisia dan migran Sub-Sahara, dan kemudian, deportasi massal migran kulit hitam ke perbatasan gurun dan mengakibatkan kematian puluhan orang.
BACA JUGA:Rekomendasi Camilan Sehat Untuk Pemenuhan Gizi Anak
BACA JUGA:14 Juta Pemudik Diperkirakan Masuki Jateng
Kehadiran migran kulit hitam Afrika dalam jumlah yang semakin meningkat baru-baru ini telah mengungkap kompleksnya sikap 'anti-Afrika' yang terus-menerus terjadidi Tunisia dan Maghreb, wilayah yang masih kesulitan membahas sejarah perbudakan dan status rumit mereka sebagai tertindas dan penindas di benua tersebut.
Di tengah ketiadaan data resmi, komunitas kulit hitam di wilayah Maghreb diperkirakan mewakili lebih dari 10 persen populasi di Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Namun kehadiran mereka di dunia politik dan media masih sedikit.
Ziad Al-Rouine, seorang aktivis Tunisia yang menentang rasisme dan anggota LSM anti-rasisme Mnemty, memandang 'Africaness' kompleks di kawasan ini, yaitu Tunisia yang terutama disebabkan oleh pengabaian identitas Afrika di kawasan tersebut.
"Semua kebijakan dan pemerintahan berturut-turut menghapus dimensi, identitas, dan afiliasi Tunisia di Afrika," Al-Rouine mengatakan kepada TNA.
BACA JUGA:Rupiah Alami Penurunan
BACA JUGA:Polri Pindahkan 30.878 Personel ke IKN
Konstitusi Tunisia tidak menyebut negara tersebut sebagai negara Afrika.
Perdebatan yang dipicu di media sosial dan beberapa media lokal juga sampai ke Parlemen Tunisia.
Di Majelis Perwakilan Rakyat (ARP), Yassine Mami, presiden komite pariwisata, budaya, dan jasa, menanyai Menteri Hayet Ketat Guermazi tentang proyek Netflix.
"Kami tidak memiliki informasi tentang kontennya. Ada risiko memalsukan sejarah," ujarnya, Kamis, 30 November.
BACA JUGA:Transaksi QRIS Capai Rp24,90 triliun
BACA JUGA:Kampanye Ganjar-Mahfud Lebih Masif Turun ke Bawah
Namun Menteri Kebudayaan Tunisia, Hayet Ketat Guermazi, melihat produksi Netflix sebagai peluang untuk mendorong pariwisata di negaranya dan menjadikan Tunis, sekali lagi, sebagai pusat pemutaran film.