Usaha Sablon Lapas Sabak Terkendala Pemasaran

Senin 07 Jul 2025 - 19:54 WIB
Reporter : Harpandi
Editor : Surya Elviza

MUARASABAK - Kegiatan sablon terus menjadi produksi yang terus dilakukan di Lapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak. Kendati demikian, hasil produksi yang mereka buat terkendala dengan pemasaran.

Meski demikian, Lapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Terkait hal ini, Dedi Antoni, Kasi Binadik Lapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak, saat diwawancarai mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan keterampilan sablon.

Lapas yang memiliki 711 orang WBP tersebut sejak setahun terakhir telah memiliki tempat dan alat penyablonan kaus yang pengerjaannya dilakukan oleh WBP, melalui program kemandirian.

BACA JUGA:Komisi II Ingatkan Tugas Besar KPU-Bawaslu, Pendidikan Politik untuk Pemilih

BACA JUGA:Pentingnya Perbaikan Budaya Politik pada Pemilu

"Satu lembar kaus sablon bernilai Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu, tergantung dengan kerumitan desain dan bahan dasar kaus," ucapnya.

Jenis sablon yang digunakan berupa Plastisol dan DTF. Selama ini pihaknya telah memproduksi kaus sablon hingga 100 lembar lebih. 

Rata-rata pesanan tersebut berasal dari antar lapas di daerah hingga sejumlah komunitas. Kendati itu, pihak Lapas akui masih kesulitan dalam menjual hasil produksi tersebut.

"Pemasaran hasil kerajinan WBP di Lapas kita ini masih dari mulut ke mulut, walau ada juga sebagai dari Sosial Media milik Lapas kita. Tapi jumlah pesanan masih belum maksimal, serta kami juga masih kekurangan sarapan dan prasarana penunjangnya," ujarnya.

"Kami juga butuh support dan dukungan dari pihak ketiga, dalam hal ini pihak swasta melalui CSR nya untuk memaksimalkan Sarpras yang dibutuhkan," tambahnya.

Dirinya menjelaskan, beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya antara lain kurangnya pengalaman dalam strategi pemasaran, keterbatasan akses pasar dan kurangnya pemahaman tentang preferensi konsumen.

"Kegiatan sablon ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi WBP setelah mereka bebas dan kembali ke masyarakat," jelasnya.

Dengan masih kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya tersebut, pihak Lapas Narkotika Kelas IIB Muara Sabak berharap adanya dukungan kerjasama Pemerintah Daerah setempat dalam memaksimalkan produksi hingga pemasaran tersebut.

Lebih lanjut dirinya menuturkan, selain keterampilan menyablon, WBP di Lapas ini juga dibekali dengan keterampilan dan pelatihan kerja lainnya.

Kategori :