Dewan Minta Perusahaan Batubara Buat Jalan Sendiri, Terkait Penolakan Warga Tambak Agung Mestong

Selasa 08 Jul 2025 - 19:29 WIB
Reporter : Junaidi
Editor : Surya Elviza

MUARO JAMBI - Anggota DPRD Muaro Jambi Ahmad Haikal, angkat bicara terkait permasalahan warga yang menolak adanya aktivitas perusahaan batubara yang menggunakan jalan desa untuk hauling batubara.

Pasalnya, aktivitas mobil batubara milik PT. Japa Barata Coal (JBC) tersebut lalu lalang melintas di RT 01 Dusun Tambak Agung, Desa Tanjung Pauh KM 39 yang merupakan jalan Desa yang di sana juga ada warga yang tinggal.

Warga menolak karena mereka tak mau adanya dampak buruk dikemudian hari. Baik itu kesehatan dan keselamatan warga hingga berefek ke rumah warga.

Politisi PKB ini menegaskan, bahwa perusahaan batubara silakan saja beroperasi selagi sesuai dengan aturan yang ada, namun jangan mengganggu lingkungan sekitar. 

BACA JUGA:IPH Merangin Minggu Kedua Juli 2025 Diangka -0,78

BACA JUGA:Wako Sungai Penuh Diberi Gelar Adat, Hadiri Kenduri Sko Depati IV Kumun Debai

"Penggunaan akses jalan desa oleh truk pengangkut batu bara milik perusahaan, tentu meresahkan warga," katanya saat dikonfirmasi via ponselnya, Selasa 8 Juli 2025.

Meski dalihnya sebelumnya sudah ada persetujuan warga untuk melintas, namun permasalahan ini tidak akan berbuntut panjang. Karena memang, kata Dia, warga yang menolak ini tidak diajak diskusi terlebih dahulu.

 

"Kami berharap, pihak perusahaan untuk mencari solusi. Kalau mau beroperasi, perusahaan harus buat akses jalan sendiri. Jangan menggunakan jalan masyarakat, ini tentu mengganggu dan meresahkan," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Dusun Tambak Agung, Taryuni menuturkan, persoalan ini bermula saat pihak perusahaan memperbaiki jalan Desa yang berada di depan rumah warga. 

Namun saat itu warga tidak mengetahui jalan itu merupakan jalan Batubara. Setahu warga, perbaikan jalan itu adalah program dari pemerintah Desa, bukan dari pihak perusahaan. 

Setelah jalan selesai diperbaiki, barulah ada pertemuan dari pihak perusahaan yang dimotori oleh Kepala Desa. Mengetahui hal itu, warga langsung kaget. Sebab mereka tidak mengetahui jalan itu diperbaiki untuk lalu lalang angkutan Batubara. 

"Dari pertemuan itu, kami langsung menolak. Kami tidak setuju jika jalan di depan rumah kami dijadikan jalan Batubara oleh PT JBC," kata Taryuni. 

Namun seiring waktu berjalan ternyata ada pertemuan lain yang tidak dihadiri oleh warga yang terdampak. Dalam pertemuan itu warga yang hadir sepakat jika ruas jalan itu dijadikan jalan Batubara.

Kategori :