JAMBI – Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar di dunia. Kerap hadir tanpa gejala, penyakit ini dijuluki sebagai “pembunuh senyap” karena dapat memicu komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, hingga gagal ginjal. Namun, kabar baik datang dari dunia medis: olahraga isometrik kini terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah, bahkan setara dengan efektivitas obat hipertensi.
Dalam studi terbaru, jenis olahraga isometrik seperti wall sit (duduk bersandar pada dinding) dan hand grip (meremas alat genggam) menunjukkan hasil signifikan dalam menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Latihan ini berbeda dari jenis olahraga pada umumnya karena tidak melibatkan pergerakan besar, melainkan mempertahankan posisi otot dalam waktu tertentu. Mekanisme ini diyakini memperkuat otot sekaligus meningkatkan fungsi pembuluh darah.
BACA JUGA:Rahasia Otak Cerdas hingga Berat Badan Ideal, Sarapan Menggunakan Telur
BACA JUGA:10 Cara Memperkuat Akar Rambut Tidak Mudah Rontok
Latihan Aerobik dan Kekuatan Tetap Esensial
Meski olahraga isometrik menunjukkan hasil menjanjikan, latihan aerobik seperti berjalan cepat, berenang, dan bersepeda tetap menjadi pilar utama dalam pengelolaan hipertensi. Latihan ini membantu jantung memompa darah lebih efisien serta memperbaiki sirkulasi secara keseluruhan. Para ahli menyarankan aktivitas aerobik setidaknya 150 menit per minggu dengan intensitas sedang.
Tak hanya itu, latihan kekuatan seperti angkat beban juga memberikan manfaat besar. Latihan ini mendukung pembentukan massa otot, meningkatkan metabolisme, serta membantu penurunan berat badan – faktor-faktor yang secara langsung berpengaruh terhadap kestabilan tekanan darah.
Konsistensi Jadi Kunci Utama
Meskipun hasil studi mengenai olahraga isometrik sangat menjanjikan, efektivitasnya tetap bergantung pada konsistensi, intensitas, dan kondisi kesehatan individu. Memilih jenis olahraga yang sesuai dengan kemampuan serta preferensi pribadi sangat dianjurkan agar rutinitas tetap menyenangkan dan berkelanjutan.
Bagi penderita hipertensi, konsultasi dengan dokter sebelum memulai program latihan sangat dianjurkan, terlebih bila memiliki riwayat penyakit tertentu. Kombinasi olahraga rutin, pola makan sehat, dan pengelolaan stres tetap menjadi strategi komprehensif dalam menjaga tekanan darah tetap normal.
Olahraga bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan fondasi gaya hidup sehat. Dengan mengintegrasikan latihan isometrik ke dalam rutinitas harian, risiko hipertensi dapat ditekan secara signifikan tanpa harus sepenuhnya bergantung pada obat-obatan.(*/Viz)