Kekeruhan Sungai Batanghari Meningkat, Distribusi Air Tirta Mayang Dikurangi

Rabu 17 Sep 2025 - 17:42 WIB
Reporter : Rizal Zebua
Editor : Rizal Zebua

JAMBI, JAMBIKORAN.COM – Kekeruhan air Sungai Batanghari mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini berdampak pada proses pengolahan air oleh Perumda Air Minum Tirta Mayang, yang kesulitan menjaga kualitas air agar tetap sesuai standar sebelum didistribusikan ke pelanggan.

 

Direktur Utama Tirta Mayang, Dwike Riantara, menjelaskan bahwa berdasarkan pemantauan rutin laboratorium Tirta Mayang setiap jam, tingkat kekeruhan air baku dari Sungai Batanghari di titik Intake Aurduri dan Pulau Pandan melonjak dari kondisi normal 300-350 NTU menjadi 1.090 NTU pada Senin, 15 September 2025.

 

NTU (Nephelometric Turbidity Unit) adalah ukuran standar untuk kekeruhan air; semakin tinggi nilai NTU, maka air semakin keruh.

"Kondisi air baku yang sangat keruh ini mengharuskan kami menambah dosis bahan kimia koagulan hingga 50 persen lebih banyak dari biasanya. Akibatnya, kami harus mengurangi volume produksi dan distribusi air sekitar 10 persen untuk menjaga kualitas air," ujar Dwike.

 

Akibat pengurangan tersebut, sebagian pelanggan yang dilayani oleh Instalasi Pengolahan Air (IPA) Broni 2 mengalami aliran air dengan tekanan rendah bahkan beberapa di antaranya terpaksa tidak mendapatkan suplai air sama sekali.

 

Pelanggan yang mengalami gangguan suplai air diimbau menghubungi layanan pengaduan Tirta Mayang di nomor 0821 2121 9692 untuk mendapatkan bantuan pengiriman air menggunakan mobil tangki.

 

Berikut ini daftar kelurahan terdampak akibat kondisi kekeruhan air Sungai Batanghari:

 

  1. Tambak Sari

  2. Pakuan Baru

  3. Kebun Handil

  4. Handil Jaya

  5. Cempaka Putih

  6. The Hok

  7. Talang Jauh

  8. Sungai Putri

  9. Beliung

  10. Simpang Empat Sipin

  11. Simpang Tiga Sipin

  12. Selamat

  13. Telanaipura

  14. Solok Sipin

 

Selain IPA Broni 2, IPA Broni 1, IPA Aurduri, IPA Tanjung Sari, IPA Tanjung Johor, dan IPA Pasir Panjang masih beroperasi dengan kapasitas normal.

 

Tirta Mayang juga terus melakukan langkah antisipasi, antara lain menyesuaikan produksi di IPA Broni 2, memantau kualitas air di seluruh titik intake secara berkala, serta melakukan pengurasan lumpur reservoir secara bertahap.

 

Dwike berharap instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Kota Jambi, Balai Wilayah Sungai Sumatera VI, serta Dinas PUPR Kota Jambi dapat segera menelusuri penyebab kenaikan kekeruhan dan mengambil tindakan pencegahan agar kualitas air Sungai Batanghari kembali normal.(*)

Tags :
Kategori :

Terkait