JAMBIKORAN.COM - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi melakukan langkah strategis dengan menyalurkan 15 ton cabai ke sejumlah pasar induk sebagai bentuk intervensi pasar untuk menahan laju inflasi yang meningkat pada bulan September ini.
Distribusi tersebut terdiri dari 9 ton cabai merah keriting dan 6 ton cabai rawit hijau, yang disebar ke tiga titik utama yakni Pasar Angso Duo, Pasar Talang Banjar (Kota Jambi), dan Pasar Bungur (Kabupaten Bungo).
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jambi, Johansyah, menjelaskan bahwa intervensi ini dilakukan sebagai respons atas melonjaknya harga dua komoditas tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
“Kami melakukan penyaluran cabai ke pasar dengan harga terjangkau, yakni cabai merah keriting seharga Rp37 ribu per kilogram dan cabai rawit hijau Rp24 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga dua komoditas ini sempat tembus hingga Rp70 ribu per kilogram,” ungkap Johansyah.
BACA JUGA:Menapak Sejarah di 6 Pasar Tradisional Tertua di Dunia!
BACA JUGA:Ditegur karena Lawan Arah, Pengendara Malah Aniaya Pria di Jalan
Ia menjelaskan bahwa lonjakan harga dipicu oleh rendahnya pasokan dari daerah penghasil seperti Bengkulu dan Sumatera Barat, yang saat ini belum memasuki masa panen.
Menurut data TPID, tingkat inflasi Provinsi Jambi per Agustus 2025 tercatat naik menjadi 2,76 persen, dari sebelumnya 2,71 persen pada Juli. Komoditas penyumbang inflasi terbesar di antaranya cabai dan minyak goreng.
Pemerintah Provinsi Jambi, lanjut Johansyah, terus berupaya mengendalikan harga kebutuhan pokok melalui berbagai skema, termasuk pengaturan tata niaga serta pelaksanaan operasi pasar murah.
“Faktor cuaca sangat mempengaruhi ketersediaan komoditas. Karena itu, strategi intervensi harga dan penyaluran pasokan terus kami lakukan agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dengan harga yang wajar,” tegasnya.
BACA JUGA:Tabrakan Beruntun Usai Pemotor Selamatkan Balita di Jalan Raya
BACA JUGA:Wahana Bianglala Tersangkut di Ketinggian, Pengunjung Panik!
Langkah ini juga bagian dari kebijakan subsidi harga yang didukung oleh pemerintah guna menjaga daya beli masyarakat sekaligus menstabilkan pasar di tengah fluktuasi harga pangan.
Sementara Emak-emak di Jujuhan, Kabupaten Bungo, dibuat terkejut pada Minggu (21/09/2025) pagi. Pasalnya, harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional melonjak tajam hingga tembus Rp95 ribu bahkan Rp100 ribu per kilogram.
Pantauan di Pasar Rantau Ikil dan Pasar Tanjung Belit, harga Cabai merah keriting yang sebelumnya berkisar Rp70 ribu per kilogram kini mencapai Rp95 ribu.
Sementara cabai rawit ikut merangkak naik ke angka Rp70 ribu per kilogram. Tidak hanya cabai, bawang merah juga mengalami kenaikan signifikan dari Rp30 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram.
BACA JUGA:Wanita Wajib Tahu, Tips Aman Membeli Mobil Bekas agar Tidak Tertipu
BACA JUGA:5 Zodiak Paling Kuat dan Tegar Menghadapi Masalah Hidup Berat
“Iya betul, kami tadi belanja untuk kebutuhan pokok ke pasar, langsung kaget lihat harga cabai merah keriting yang mencapai Rp95 ribu per kilo. Cabai rawit atau Cabai kutu Rp70 ribu, bawang merah Rp40 ribu. Semua naik, termasuk beras juga ada kenaikan,” tutur Neli, salah seorang ibu rumah tangga di Jujuhan.
Kenaikan harga kebutuhan pokok ini membuat para ibu rumah tangga harus memutar otak untuk mengatur pengeluaran. Bahan pangan yang kerap menjadi kebutuhan harian, terutama cabai dan bawang, menjadi beban tersendiri bagi keluarga.
Sementara itu, salah seorang pedagang cabai merah di Pasar Rantau Ikil, Edi, membenarkan adanya kenaikan harga tersebut. Ia menyebut pasokan cabai dari agen mengalami kelangkaan sehingga harga di tingkat pedagang otomatis ikut naik.
“Betul bang, harga cabai merah naik. Pasokan dari agen sudah langka, jadi harga otomatis naik,” ujar Edi.
BACA JUGA:SMA Unggul sakti Tumbangkan SMKN 2 Kota Jambi, SMAN 1 Batanghari Pupuskan Harapan SMKN 1 Kota Jambi
Lonjakan harga cabai merah ini bukan kali pertama terjadi. Kondisi cuaca yang tidak menentu dan distribusi pasokan yang terganggu kerap menjadi penyebab utama.
Para pedagang dan pembeli berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga, terutama menjelang akhir tahun di mana kebutuhan rumah tangga biasanya meningkat.
Dengan harga cabai merah yang hampir menembus Rp100 ribu per kilogram, masyarakat berharap ada intervensi dari dinas terkait agar kebutuhan pokok bisa kembali terjangkau dan tidak semakin membebani ekonomi rumah tangga. (*)