MUARASABAK - Sejak beberapa hari belakangan ini, guyuran hujan yang cukup deras kerap terjadi disejumlah wilayah di Kabupaten Tanjab Timur.
Bahkan, guyuran hujan yang turun di kabupaten pesisir Provinsi Jambi ini juga kerap disertai terpaan angin, meskipun tidak terlalu kencang.
Menyikapi hal itu, pihak Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjab Timur mengimbau kepada nelayan dan masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir, agar lebih berhati-hati dan waspada menyikapi perubahan kondisi cuaca ini.
Sebab, salah satu kecamatan yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Tanjab Timur ini kerap dilanda musibah angin puting beliung dan juga terdampak tingginya gelombang air laut.
Camat Kuala Jambi, Rasyid saat diwawancarai Jambi Independent menuturkan, sejak 10 hari belakangan ini guyuran hujan cukup deras kerap terjadi di wilayahnya.
"Biasanya, kalau sudah hujan deras di wilayah kami ini, itu disertai angin kencang. Itu yang harus diwaspadai oleh setiap masyarakat kami yang tinggal di wilayah pesisir," tuturnya.
Dirinya juga menjelaskan, ada dua wilayah di Kecamatan Kuala Jambi yang kerap terdampak angin puting beliung.
Yakni, Kelurahan Tanjung Solok dan Desa Teluk Majelis. Hal itu dikarenakan, dua wilayah yang cukup ramai pemumikama penduduk ini, memang berada tepat pinggir laut.
"Dua wilayah itu memang jalur lintasan angin puting beliung. Dan bisa dikatan paling sering terdampak musibah tersebut," jelasnya.
Sementara itu, meski belum ada laporan terkait ancan ketinggian gelombang di sekitar laut Kuala Jambi. Akan tetapi para nelayan juga diimbau untuk waspada dan harus memahami betul kondisi cuaca sebelum melakukan aktifitas di tengah laut.
"Kalau ketinggian gelombang masih normal, belum terlalu ekstrim. Tapi para nelayan tidak boleh lengah, harus bisa memahami betul perubahan kondisi cuaca yang bisa terjadi sewaktu-waktu," ujar Camat yang akrab disapa Paknga ini.
Rasyid juga mengatakan, biasnya jika mendapati kondisi cuaca yang ekstrim atau perubahan cuaca ditengah laut, para nelayan akan segera bergegas meninggalkan lokasi tersebut dan kembali ke wilayah pesisir guna menghindari ancaman bahaya.
"Kalau pas lagi jaring tiba-tiba kondisi cuaca berubah terlalu ekstrim dan sekiranya membahayakan. Para nelayan tidak mau ambil resiko, meraka akan segera meninggalkan lokasi itu," ucapnya.
Akan tetapi Camat Kuala Jambi ini juga menerangkan, disaat kondisi ombak laut cukup tinggi dan arus cukup deras, dalam kondisi seperti itu biasanya ikan atau hasil laut cukup melimpah.
"Kalau gelombang agak tinggi dan arus lumayan deras, bisanya disaat itu hasil tangkapan lumayan banyak. Dan itupun cuman kapal motor diatas 3 GT yang berani menjaring ditengah laut lepas. Kalau kapal motor dibawah 2 GT, cuman berani jaring di bagian pesisir atau wilayah tepi laut," pungkasnya. (pan/viz)
Kategori :