Status Ko Apex Masih Saksi, Penyidik Agendakan Kembali Pemeriksaan

Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira. -Elvina Desti Saputri/Jambi Independent-Jambi Independent
Ko Apex dilaporkan oleh pengusaha kapal berinisial A dari PT Sinar Bintang Samudra (SBS) asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kerugian korban ditaksir mencapai Rp 31 miliar.
Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudhistira bahwa saat ini kasus tersebut sudah naik ke tahap penyidikan. Ko Apex dilaporkan terkait penggelapan dalam jabatan, pemalsuan dokumen, dan penipuan.
BACA JUGA:Patah As dan Tak Kuat Menanjak di Jalan Sungai Bahar, Truk Muatan Batu Bara Masuk Parit
BACA JUGA:Pengamat: Pilkada Bungo Menarik
Kasus ini berawal dari pertemuan korban dan Ko Apex di Batam tahun 2022. Saat itu, Ko Apex menawarkan kepada korban untuk mengurus dokumen perizinan kapal di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Talang Duku, agar kapal dan tongkang korban bisa berlayar dan beroperasi di Jambi.
Seiring berjalannya waktu, korban mengangkat Ko Apex menjadi Kepala Cabang PT SBS atas kepercayaannya selama ini untuk mengurus kapal tongkangnya. Namun, tanpa diketahui korban, Ko Apex diduga malah mengubah dokumen kapal milik bosnya itu menjadi kepemilikan perusahaan miliknya yakni, PT FBS.
Dalam perjalanannya, tugboat dan tongkang ini diubah (dokumen menjadi milik PT FBS) tanpa seizin dan sepengetahuan korban selaku pemilik. Kalau laporannya banyak bukan satu tongkang.
Dari hasil pemeriksaan korban, ada 5 kapal tugboat dan 5 tongkang yang dokumennya telah dialihkan.
BACA JUGA:Kepala OPD Siap-siap Dirotasi
BACA JUGA:Tiga Figur Menonjol Bersaing, Sambut Pilkada Bungo Tahun 2024 dengan Optimisme
Andri mengatakan sejauh ini pihaknya telah memeriksa sejumlah orang saksi atas dugaan pemalsuan dokumen tersebut.
Polisi juga sudah periksa perusahaan yang diduga mengeluarkan dokumen palsu itu, maupun dari pihak Syahbandar karena sudah ada dokumen baru untuk beraktivitas. Dia menjelaskan kapal tugboat dan tongkang selama ini digunakan untuk mengangkut batu bara di Jambi. (eri/ira)