Protes Pro-Palestina di Museum Brooklyn Berakhir dengan Penangkapan Massal
Seorang pria mengibarkan bendera Palestina dalam aksi unjuk rasa pro-Palestina yang digelar di luar Universitas Columbia di New York, Amerika Serikat, Selasa, 23 April 2024.--Antaranews.com
JAMBIKORAN.COM - Beberapa demonstran pro-Palestina di tangkap oleh kepolisian New York di luar Museum Brooklyn.
Terdapat ratusan orang berkumpul pada Jumat sore untuk mengecam Israel atas serangannya selama hampir delapan bulan terhadap Jalur Gaza.
Ratusan demonstran pro-Palestina menyerbu Museum Brooklyn, dan protes dimulai pada sekitar pukul 4 p.m. di Fort Greene.
Mereka berencana melakukan unjuk rasa di dekat Barclays Center untuk mengecam serangan militer Israel yang masih berlangsung, menurut media setempat.
Museum seni itu mengatakan tempat itu tutup satu jam lebih awal karena gangguan tersebut, termasuk bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa baik di dalam dan di luar gedung.
BACA JUGA:Sinopsis Film Pusaka yang Akan Tayang 18 Juli 2024
BACA JUGA:Simak! 9 Cara Bedakan Emas Palsu dan Asli
Pengelola Museum Brooklyn mengatakan mereka tidak menghubungkan kantor polisi, tetapi polisi tiba di tempat kejadian dan bentrok dengan demonstran, dan melakukan penangkapan.
Sejumlah penangkapan dilakukan, tetapi jumlah pasti orang yang ditahan tidak diketahui, menurut laporan CBS News, mengutip Departemen Kepolisian Kota New York.
Protes itu terjadi pada hari yang sama ketika Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan tawaran Israel berupa usulan gencatan senjata baru, sementara Tel Aviv terus menyerang Rafah, sebuah kota di Gaza selatan, meski mendapat kecaman keras dari masyarakat internasional.
Biden mengatakan bahwa Israel menawarkan kepada kelompok Hamas kesepakatan tiga fase untuk mengakhiri permusuhan di Jalur Gaza yang terkepung dan menjamin pembebasan sandera yang ditahan di daerah kantong pesisir tersebut.
BACA JUGA:Iwan Fals Bakal Gelar Konser Gratis 2024 di 25 Kota, Apakah Kotamu Termasuk?
BACA JUGA:Mantap! Google Rilis Fitbit Ace LTE Smartwatch Khusus Anak
Presiden AS mengimbau Hamas untuk menerima kesepakatan itu dan mendesak PM Benjamin Netanyahu untuk menghindari tekanan dari anggota koalisi pemerintahannya yang menentangnya.