Sudah Minum Obat Tapi Nyeri Kepala Masih Sakit? Begini Penjelasannya
Ilustrasi sakit kepala-jambi independent -
JAMBIKORAN.COM - Sudah minum obat sakit kepala, tapi masih belum membaik?
Ahli neurologi PERDOSNI dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N. Subsp.NN(K) mengungkapkan bahwa kesalahan dalam mengonsumsi obat nyeri kepala dapat mengakibatkan obat sakit kepala berlebihan (MOH).
"Obat-obat nyeri kepala kalau penggunaannya salah malah memicu nyeri kepala itu sendiri," sebutnya pada Webinar Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa, Kamis, 13 Juni 2024.
Ia menjelaskan, seseorang dikatakan salah dalam penggunaan obat dilihat dari jumlah hari ia meminum obat.
BACA JUGA:Gampang Sakit Kepala, Ternyata Zodiak Ini Sering Overthinking Loh
BACA JUGA:Sakit Kepala Sebelah,Ternyata Ini Pemicu Utamanya
“Jadi batasi penggunaan obat itu. Tidak boleh lebih dari 15 hari dalam satu bulan untuk obat obat yang sederhana seperti parasetamol atau ibuprofen,” ujarnya.
Sementara untuk obat-obatan yang bersifat kompleks, seperti ada campuran obat lain, penggunaannya dibatasi menjadi 10 hari secara berturut-turut.
"Jadi bukan masalah dosis. Ketika sudah melebihi penggunaan 10-15 hari dalam 1 bulan selama 3 bulan, maka nyeri di kepalanya akan berubah pola atau dikatakan memburuk," ujarnya.
Obat-obat yang menyebabkan Depkes ini di antaranya obat yang bersifat abortif.
BACA JUGA:Tips Mengatasi Sakit Kepala Setelah Bangun Tidur
BACA JUGA:Penderita Migrain di Indonesia Meningkat 40%, Jangan Anggap Sepele
Dalam tatalaksana nyeri kepala, obat yang digunakan bersifat abortif, di mana penggunaannya bukan sebagai rutinitas.
“Obatnya namanya abortif nyeri kepala sederhana, misal parasetamol, aspirin, atau ibuprofen, diminum pada saat sedang sakit kepala saja,” jelasnya