Tetap Jaga Tradisi

Potret warga yang telah mendapatkan ikan pada tradisi yang dilakukan--

MUARABUNGO – Beberapa waktu lalu, warga Rukun Tetangga (RT) 1 dan 2 di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Bungo menghadirkan tradisi unik yang menggugah rasa kebersamaan dan melestarikan kearifan lokal mereka.

Tradisi ini melibatkan terjun ke Sungai Batang Asam, tepatnya di Lubuk Langkap, untuk membuka lubuk larangan yang telah ditutup selama lima tahun.

Sistem pembukaan lubuk larangan ini melibatkan beragam teknik, seperti memanah jaring, menggunakan jala, dan bahkan metode tradisional menggunakan lukah.

Kegiatan ini bukanlah semata-mata hiburan, melainkan bagian dari budaya warga Tanjung Belit untuk menjaga kelestarian hewan air, khususnya ikan sungai.

BACA JUGA:Mercusuar Teknologi Pendidikan: Menerangi Jalan Kemajuan Peradaban

"Betul, pada hari ini kami, warga RT 1 dan 2, terjun ke Sungai Batang Asam untuk membuka lubuk larangan yang sudah ditutup selama lima tahun,” sebut kata Guntur, ketua RT 2 Tanjung Belit.

“Cara pembukannya beragam, mulai dari menjala, menggunakan jaring, tembak ikan, hingga lukah. Hasil tangkapan kemudian dibagi rata kepada setiap kepala keluarga," tambahnya.
 
Hasil tangkapan dari kegiatan ini mencapai 100 kg, dengan jenis ikan seperti baung, garing, lampam, dan berbagai jenis ikan sungai lainnya.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada warga RT 1 dan 2 untuk merasakan kembali budaya pembukaan lubuk larangan, tetapi juga menjadi momen berbagi hasil tangkapan dengan seluruh masyarakat.

BACA JUGA:Warga Asal Kerinci Ditemukan Tewas di Kebun

Pada malam harinya, ikan hasil tangkapan bersama RT 1 dan 2 dibebaskan ke lubuk larangan tersebut, sehingga masyarakat umum dapat turut menangkap ikan di sana.

Ini menjadi salah satu upaya masyarakat Tanjung Belit untuk menjaga kelestarian sumber daya alam dan memperkokoh rasa solidaritas di antara sesama warga.

Tradisi unik ini juga menjadi bukti bahwa kearifan lokal dan tradisi budaya masih sangat hidup dan relevan dalam kehidupan masyarakat, serta menjadi contoh positif dalam pelestarian lingkungan.

“Semoga tradisi semacam ini dapat terus dilestarikan dan diapresiasi oleh generasi mendatang,” harpanya. (Mai/zen)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan