Disebut Terima Bantuan dari AS, Yordania 'Tega' Cegat Rudal Iran Menuju Israel
Ratusan rudal Katyusha Hizbullah meluncur ke Israel pada Minggu 25 Agustus.-tangkapan layar [email protected]
JAMBIKORAN.COM - Yordania telah menerima dukungan militer yang signifikan dari Amerika Serikat, dengan jumlah bantuan mencapai lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun per tahun.
Dukungan ini diperoleh seiring dengan peran aktif Yordania dalam menjaga stabilitas di kawasan, terutama dalam konteks meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Pada Selasa (1/10), Yordania berhasil mencegat rudal-rudal yang diluncurkan oleh Iran ke Tel Aviv.
Serangan ini, yang mencakup lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik, dianggap sebagai balasan atas konflik yang berkepanjangan di Palestina dan Lebanon, serta kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
BACA JUGA:Israel-Hizbullah: Eskalasi Konflik di Perbatasan Lebanon
BACA JUGA:Hancurkan 1.000 Barel Peluncur, Israel Berhasil Gempur Lebanon Selatan
Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad Momani, melaporkan bahwa tiga orang terluka akibat serpihan rudal dan menegaskan bahwa Yordania berkomitmen untuk menjaga stabilitas di wilayahnya.
"Yordania tidak akan menjadi medan perang," tegasnya.
Peran Yordania dalam menanggapi ancaman dari Iran menunjukkan kedalaman kemitraan mereka dengan AS, di mana bantuan militer tersebut menjadi kunci bagi keamanan nasional dan regional.
Pada Selasa (1/2) malam, Iran dan Israel kembali terlibat bentrok langsung setelah nyaris 200 rudal balistik dan hipersonik Teheran diluncurkan ke Tel Aviv.
BACA JUGA:Inilah 5 Cara Mengontrol Asupan Gula Berlebih Usai Makan yang Manis
BACA JUGA:Jangan Salah Ya! Ini Perbedaan Mencolok PPPK dan PNS, Khususnya Hak Pensiun
Militer Israel mengklaim sebagian besar rudal berhasil dicegat.
Namun beberapa di antaranya juga sukses menembus sistem pertahanan udara canggih Israel, Iron Dome.
Pada serangan kali ini, Iran mengeklaim sebagai balasan atas genosida Israel di Palestina dan Lebanon.
Iran juga mengaku serangannya untuk membalas kematian pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.