Waspada Kemunculan Predator di Perkampungan
--
MUARASABAK - Menjadi salah satu wilayah yang terkenal dengan lokasi dari habitat sejumlah hewan buas, membuat kemunculan dari sejumlah predator di Kabupaten Tanjab Timur acap kali terlihat oleh masyarakat.
Beberapa diantara predator ganas yang mendiami sejumlah lokasi di Kabupaten Tanjab Timur ini yaitu, harimau sumatera, beruang dan juga buaya air tawar.
Saat ini, selain curah hujan yang cukup intens turun di kabupaten yang berujukuk Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung, kondisi debit air sungai juga tengah meningkat.
Berkaca dari kejadian sebelumnya, disaat kondisi ini terjadi, sejumlah hewan buas penghuni hutan dan area kawasan tanaman nasional di beberapa kecamatan yang di kabupaten ini akan keluar dari habibatmya untuk mencari dataran yang lebih aman.
Meski hingga saat ini belum ada laporan terkait kemunculan hewan buas seperti harimau dan beruang di sekitar pemukiman warga. Akan tetapi kemunculan buaya liar berukuran besar sudah beberapa kali terjadi.
Oleh sebab, untuk masyarkat yang bermukim di wilayah pesisir atau di sekitar lokasi yang dikenal sebagai habibat dari buaya tersebut, hendaknya selalu waspada dan berhati-hati.
Sebab, dari kasus yang pernah terjadi, dikala hewan bergigi gergaji tersebut telah menampakkan diri, rawan terjadi konflik, baik itu terhadap hewan ternak dan juga masyarakat.
Baru-baru ini, sejumlah warga dan pengguna jalan kerap melihat kemunculan buaya berukuran besar dialiran kanal yang berada di Desa Simpang Datuk dan Desa Sungai Jambat, yang merupakan perbatasan antara Kecamatan Sadu dan Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjab Timur.
Nanang, salah seorang warga setempat mengatakan, disaat debit air sungai naik seperti saat ini, buaya liar kerap menampakkan diri dinggir jalan lintas perbatasan dua kecamatan tersebut.
"Ini sudah sering terjadi bang. Kalau sudah mulai air tinggi, adalah buaya yang nampak pinggir aliran kanal dekat jalan lintas Desa Simoang Datuk dengan Desa Sungai Jambat tu bang," ucapnya.
Meski tidak begitu dekat dengan pemukiman masyarakat dan masih berjarak beberapa meter dari badan jalan. Akan tetapi, hewan berkulit kasar yang dapat hidup didarat dan di air ini dikenal sangat ganas dan juga agresif.
Untuk itu, masyarkat setempat yang telah terbiasa dengan kondisi seperti ini mengingatka kepada warga luar daerah tersebut agar waspada dan berhati-hati saat melintasi ruas jalan tersebut.
"Jangan terlalu dekat dengan aliran kanal yang ada buaya itu. Soalnya buaya ini hewan yang bisa menyerang tiba-tiba dan pandai bersembunyi disemak-semak sebelum menyerang mangsanya," ungkapnya.
Dari beberapa kejadian, buaya liar ini juga pernah terlihat melintasi di badan badan jalan serta berjemur tepat disamping badan jalan umum di wilayah itu.
"Dulu saya juga pernah nampak buaya ini ada yang berjemur dekat nian dengan badan jalan. Karena takut, Yasa terpaksa memutar jalur, dak berani saya nekat lewat dekat buaya itu," ujar Nanang.
Dirinya menambahkan, kemunculan ular berbagai ukuran juga sering terlihat di jalan lintas tersebut.
Oleh karena itu, untuk pengguna jalan agar bisa memperhatikan betul kondisi jalan yang akan mereka lintasi, agar tidak tersengat bisa ular.
"Kalau ada orang yang mau melintas malam hari, mesti harus ada penerangan yang cukup, kayak lampu kendaraanya atau senter. Jadi kalau ada hewan-hewan berbisa yang melintas bisa kelihatan dan bisa dihindari," pungkasnya. (pan/viz)