Tampak Sepi Pasca Insiden

JAMBI - Situasi kawasan pemukiman RT 25, Simpang 4 Sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, tepat di belakang SMKN 1, tampak sepi pasca runtuhnya tembok yang merenggut nyawa tiga korban jiwa.

Ditemukan beberapa rumah warga sudah tidak berpenghuni. Selain itu, terdapat beberapa genteng rumah penyok, dan sisa tembok roboh di halaman depan rumah warga yang kini sudah tidak terlihat lagi.

Ketua Rt 25, Suherry, menjelaskan situasi warga yang trauma dengan tragedi yang terjadi pada Jumat sore (4/10), ketika tembok pembatas SMKN 1 runtuh hingga menewaskan tiga orang korban.

Akibat kejadian tersebut, sebagian rumah warga sudah tidak
dihuni lagi dan sebagian warga kini memutuskan untuk mengosongkannya dan lebih memilih untuk mengungsi.

BACA JUGA:Pimpinan Definitif DPRD Jambi Tak Kunjung Dilantik

BACA JUGA:Ajak Generasi Muda Tingkatkan Keterampilan

“Iya, itu kejadian alam, tapi kami juga takut,” ujar Suherry yang mendatangi lokasi kejadian di belakang gedung SMKN 1 Kota Jambi.

“Jujur saja, setelah dilakukan pembersihan, masih ada tembok yang melengkung dan saya sebagai pengurus RT khawatir warga lain yang menjadi korban berikutnya,” lanjutnya.

Dia mengatakan, dia bekerja dengan warga untuk menghancurkan sisa tembok miring untuk menghilangkan ketakutan mereka.
 
"Iya, masih ada yang mau ikut kemarin saya minta teman untuk mengerjakannya dan menggunakan anggaran pribadi," jelasnya.

BACA JUGA:Soroti Lawatan Kepsek ke Luar Negeri

BACA JUGA:Momon: Solusi Terintegrasi Penting

Diberitakan sebelumnya, pada Jumat sore (4/10) tembok perbatasan SMKN 1 ambruk, sehingga mengakibatkan tiga orang  meninggal dunia, satu orang luka-luka.

Korbannya adalah anak-anak berusia 5 dan 7 tahun, serta seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun yang sedang lewat dengan sepeda motornya bertabrakan dengan tembok dan meninggal.

Sementara itu, tembok tua yang dibangun pada tahun 1980 itu, terbuat dari bata merah dengan tinggi kurang lebih 3 meter, dan telah dibiarkan miring sejak lama. (mg06/zen)