Komisi X: Guru Rentan Dikriminalisasi

--


Ketakutan guru akan dikriminalisasi inilah yang akhirnya menjadi salah satu faktor kurangnya pendidikan karakter bagi anak.
“Termasuk kemudian banyak terjadi kasus kekerasan anak dan bullying di sekolah itu karena kurangnya pembinaan disiplin dari guru. Anak-anak pun jadi kurang menaruh rasa hormat atau keseganan pada guru mereka. Beda seperti zaman kita dulu,” sebutnya.


Di sisi lain, ia tak menampik kenyataan adanya kasus kekerasan guru kepada murid.
Namun, lanjutnya, tidak semua tindakan disiplin yang diterapkan guru merupakan bentuk kekerasan sehingga tak bisa disamaratakan.


“Kalau memang guru melakukan kekerasan ya memang harus dan wajib diproses hukum dan mendapat sanksi. Tapi saya mengajak semua masyarakat, khususnya wali murid, untuk mendukung proses pembinaan karakter yang dilakukan guru di sekolah demi perkembangan karakter anak-anak kita,” terang Esti.


Anggota Banggar DPR RI tersebut menegaskan bahwa sistem pendidikan nasional Indonesia seharusnya dapat memastikan bahwa guru, orang tua, dan siswa dapat bekerja sama demi mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
"Guru harus diberikan ruang untuk mendisiplinkan dan membimbing siswa, sementara siswa tetap mendapatkan perlindungan yang layak," tukasnya.


Sedangkan apabila setiap tindakan pendisiplinan yang diterapkan guru selalu menjadi sorotan dan dipertanyakan, hal ini dapat berdampak pada perkembangan moral generasi muda Indonesia.
Di mana, siswa merasa akan selalu dibela oleh orang tua, meski melakukan kesalahan sehingga tidak ada rasa tanggung jawab.


"Kalau orang tua melakukan intervensi terus, guru bisa merasa terancam dalam menjalankan tugasnya. Ini mengakibatkan kurangnya penerapan disiplin di kelas, yang pada akhirnya berdampak pada perkembangan moral dan tanggung jawab siswa itu sendiri," jelas Esti.

Tag
Share