Subsidi Energi Tak Tepat Sasaran Capai Rp100 Triliun
Subsidi tak tepat sasaran capai Rp100 Triliun-Foto : Ilustrasi-Jambi Independent
JAKARTA,JAMBIKORAN.COM – Ternyata nilai subsidi energi yang berpotensi tidak tepat sasaran mencapai Rp100 triliun. Nilai ini dari total alokasi subsidi dan kompensasi energi tahun ini sebesar Rp435 triliun.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Dirinya mengatakan bahwa hal ini sangat disayangkan sekali.
“Jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20-30 persen subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran, dan itu gede angkanya, kurang lebih Rp100 triliun,” kata Bahlil Lahadalia di Jakarta, Minggu 3 November 2024.
Padahal, lanjutnya, pemerintah menyediakan subsidi tersebut dengan tujuan untuk disalurkan kepada warga negara yang berhak untuk menerima subsidi.
BACA JUGA:Update Harga Sembako 3 November, Bawang Merah Naik Jadi Rp33.870 per kg
BACA JUGA:Pemberian Makanan Tambahan: Langkah Strategis Pemkot Jambi Dalam Memerangi Stunting
“Tidak mau kan subsidi yang harusnya itu untuk saudara-saudara kita yang ekonominya belum bagus, kemudian malah diterima oleh saudara-saudara kita yang ekonominya sudah bagus,” ujarnya.
Bahlil pun mengatakan bahwa pihaknya menemukan potensi penyaluran subsidi energi yang tidak tepat sasaran tersebut dari berbagai laporan PLN, Pertamina dan BPH Migas.
“Nah, kami menengarai dalam berbagai laporan yang masuk, baik PLN, Pertamina, maupun BPH Migas, dari subsidi BBM dan listrik itu kami melihat ada potensi yang tidak tepat sasaran,” ucapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah meminta pihaknya agar membentuk tim untuk mengkaji dan menemukan solusi terkait penyaluran subsidi energi tidak tepat sasaran itu.
BACA JUGA:5 Kesalahan Sarapan yang Bisa Menghambat Penurunan Berat Badan
BACA JUGA:Ini Cara Menikmati Makanan Sehat Tanpa Garam Berlebih
Ia menyatakan bahwa tim tersebut, yang diketuai oleh ia sendiri, kini tengah mempersiapkan sejumlah langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya adalah memberikan subsidi tersebut melalui bantuan langsung tunai (BLT).
“Formulasinya mungkin ada beberapa, salah satu di antaranya adalah agar kemudian subsidi itu biar tepat sasaran, kemungkinan kita akan memberikan BLT langsung kepada masyarakat,” kata Bahlil.