PUDARNYA GEMERLAP SAINS DI KALANGAN REMAJA

Monalisa Afrida, S.Pd.,M.Si-jambi independent-Jambi Independent
Fear of Missing Out (FOMO) juga merupakan alasan utama pada rendahnya minat remaja terhadap sains. Ketika remaja lebih takut ketinggalan segala sesuatu yang sedang hangat dibahas di media sosial, keajaiban sains tentu saja tidak akan berarti apa-apa. Kehidupan sosial melalui layar yang terasa lebih dekat dan menarik jelas tidak akan membuat mereka ingin repot-repot memperhatikan alam sekitar.
Berdasarkan sederet penelitian dalam kurun waktu 5 tahun terakhir di antaranya oleh H. Yuja dan Wirdati (Tazakka, 2024) terlihat bahwa kecenderungan perkembangan media sosial yang pesat menjadi salah satu penyebab turunnya minat siswa dalam belajar. Gawai yang sejatinya memang bertujuan mempermudah, membuat remaja menjadi manja, memudarkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencari tahu. Terlalu banyak screen time telah menurunkan minat remaja terhadap alam dan lingkungan. Padahal pengamatan secara langsung lebih menstimulasi otak dibandingkan tontonan yang ‘mengenyangkan’ secara instan.
***
Agar minat belajar remaja terutama di bidang sains kembali bersinar, diperlukan bentuk kontrol yang sistematis, tidak hanya dari keluarga, sekolah namun juga pemerintah. Keluarga harus memastikan bahwa waktu screen time anak tidak lebih dari yang dianjurkan. Sains setidaknya harus menjadi salah satu destinasi pencarian pada search engine gawai para remaja dalam rentang screen time mereka. Sekolah sebagai sebuah lembaga yang di tangannya ilmu sains ini bisa memperoleh tempat, barangkali juga harus introspeksi diri, apakah program sekolah sudah mendukung pengembangan sains? Dan apakah pemerintah juga sudah menempatkan mata pelajaran sains di sekolah sesuai porsi yang tepat, atau hanya menjadikan mata pelajaran sains sebagai mata pelajaran pilihan yang kurang penting?
Pada awal tahun 2000-an para calon pendidik sains telah menghabiskan sebagian besar hari-harinya di laboratorium, mempersiapkan diri untuk menghadirkan pembelajaran sains yang bermakna. Tapi pada akhirnya, perubahan warna pada kertas lakmus, perubahan tekanan zat cair pada ketinggian tertentu dan penampakan menakjubkan mikroba di bawah mikroskop, telah dimatikan keseruannya oleh gemerlap platform media sosial yang menawarkan kesenangan instan dan kebanggaan semu bagi remaja.
***