Frugal Living, Gaya Hidup Hemat atau Pelit?

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Di tengah era globalisasi dengan gaya hidup serba cepat dan konsumtif ini, banyak orang mulai mencari gaya hidup yang lebih sederhana, terkontrol, dan efisien secara finansial.
Salah satunya yang populer adalah frugal living. Istilah ini merujuk pada cara hidup hemat dan bijak, di mana seseorang berusaha memaksimalkan setiap pengeluaran agar benar-benar bermanfaat.
Berbeda dengan irit atau pelit, frugal living menekankan pada pengeluaran yang cerdas dan terencana, bukan pengorbanan semata. Frugal living bukan berarti menolak semua bentuk kesenangan atau hidup dalam keterbatasan.
Justru, orang yang menerapkan gaya hidup ini tetap bisa menikmati hidup, namun dengan mempertimbangkan segala hal. Misalnya, alih-alih makan di luar setiap hari, mereka lebih memilih membawa bekal dari rumah untuk menghemat pengeluaran harian.
BACA JUGA:Sejumlah Kata Sandi Menhan AS Bocor ke Internet
BACA JUGA:Program Wajib Belajar 13 Tahun akan Diatur di RUU Sisdiknas
Mereka juga cenderung membeli barang berkualitas yang tahan lama, dibandingkan barang murah yang cepat rusak. Hal ini menunjukkan bahwa frugal living mendorong kita untuk berpikir jangka panjang dan memprioritaskan nilai, bukan sekadar harga.
Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari menjalani gaya hidup ini. Seperi mendapatkan kesehatan finansial yang lebih baik, membantu menciptakan ketenangan dalam hidup, serta mendukung tujuan jangka panjang seperti membeli rumah atau membuka usaha.
Selain itu, frugal living membuat kita lebih sadar akan kebiasaan yang konsumtif. Untuk mulai menerapkan frugal living, ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dnegan mencatat semua pengeluaran, sekecil apa pun nominalnya.
Hal ini membantu kita mengetahui ke mana saja uang mengalir, sehingga lebih mudah mengatur prioritas. Selain itu, penting untuk membuat anggaran bulanan yang jelas, dengan menentukan alokasi dana untuk kebutuhan pokok, tabungan, hiburan, dan kebutuhan darurat.
Dengan memiliki batasan, kita jadi lebih sadar saat akan mengeluarkan uang. Langkah selanjutnya adalah berbelanja secara cerdas, dengan cara membandingkan harga, memanfaatkan diskon, atau memilih produk yang multifungsi dan tahan lama.
Hindari pula kebiasaan belanja impulsif, terutama saat tergoda oleh iklan atau diskon besar-besaran. Frugal living juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai apa yang sudah dimiliki.
Banyak hal bisa dimanfaatkan kembali tanpa perlu membeli yang baru. Misalnya, pakaian lama yang masih layak pakai, perabot rumah tangga yang bisa diperbaiki, atau bahan makanan sisa yang bisa diolah menjadi hidangan baru.
Gaya hidup ini mendorong kita untuk lebih kreatif dan bijak dalam menggunakan sumber daya. Lebih dari sekadar kebiasaan, frugal living adalah sebuah mindset yang membawa perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan.