Harga TBS dan Brondolan Sawit Turun Di Wilayah Tanjabtim
TURUN : Petani saat panen sawit. Harga TBS dan brondol sawit mengalami penurunan.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent j
MUARASABAK - Mendekati akhir tahun, harga kelapa sawit di Kabupaten Tanjab Timur mengalami penurunan setelah sebelumnya harga kelapa sawit cukup menjanjikan.
Erikno, salah satu pengepul sawit di Kecamatan Muarasabak Barat ini mengatakan, untuk harga jual brondolan sawit ditingkat petani dikisaran Rp 3.000 perkilogramn.
"Kalau hari ini, harga jual brondolan sawit di pengepul kisaran Rp 3.500 perkilogramnya mas," ucapnya.
Sebelumnya, untuk harga jual brondolan sawit di tingkat petani di wilayah ini dikisaran Rp 3.300 perkilogramnya. Sementara untuk ditingkatkan pengepul Rp 3.700 perkilogramnya.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Kreatif Farenza Garden Merangin Raih API Award 2025
Dirinya menjelaskan, saat ini untuk harga jual Tandan Buah Segar (TBS) sawit masih bervariasi. Ini tergantung lokasi, jarak tempuh dan juga kondisi jalan tempat menjemput TBS tersebut.
Rata-rata harga TBS saat ini ditingkat petani dikisaran Rp 2.450 perkilogramnya, sedangkan ditingkat pengepul Rp 2.600 perkilogramnya.
"Kalau sebelumnya harga TBS sawit di tingkat petani Rp 2.700 perkilogramnya. Untuk ditingkat pengepul Rp 3.000 perkilogramnya," jelasnya.
Erik, sapaan akrab pengepul sawit ini juga menuturkan, turun naik harga jual brondolan dan juga TBS sawit ini dipengaruhi dengan harga jual Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah.
"Untuk saat ini walaupun harga jual brondolan dan TBS sawit turun, hasil buah lumayan banyak mas. Kalau dua bulan sebelumnya kondisi buah sawit lagi ngetrek," tuturnya.
Sementara itu, Fakhri, salah seorang pemilik kebun kelapa sawit di Kecamatan Muarasabak Barat ini menerangkan, biasanya mendekati penghujung tahun harga jual brondolan atau TBS mengalami penurunan.
"Kalau dari tahun-tahun sebelumnya, mendekati beberapa hari menjelang pergantian tahun, pengepul banyak yang stop dulu untuk beberapa hari nerima hasil kebun kita," ujarnya.
Pria berlogat bugis ini juga menuturkan, saat ini banyak dari masyarakat Kabupaten Tanjab Timur menggantungkan kebutuhan hidup mereka dari berkebun kelapa sawit maupun mengambil upah dari memanen TBS dan lain sebagainya.