Pemicu Asma yang Sering Tak Disadari

PEMICU : Ketahui pemicu asma yang sering tidak disadari.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI – Asma kerap dianggap sebagai penyakit keturunan, namun ternyata tidak semua kasus asma disebabkan oleh faktor genetik. Menurut dr. Luthfia Nur Aini, Sp.P, spesialis paru dari Rumah Sakit Paru Ario Wirawan Salatiga, ada banyak pemicu asma lain yang kerap luput dari perhatian masyarakat.

Dalam talkshow yang diselenggarakan oleh Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada Selasa (6/5/2025), dr. Luthfia mengungkap bahwa asma merupakan kondisi kompleks yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

"Asma memiliki banyak fenotip, ada yang alergi, non-alergi, akibat obesitas, karena pekerjaan, hingga yang gejalanya menetap," jelas Luthfia.

Obesitas dan Pola Makan Jadi Pemicu Baru yang Sering Diabaikan

BACA JUGA:Grafis Lebih Hidup dengan Karakter Lebih Dalam

BACA JUGA:Evolusi Brainrot Dimulai Sejak 2023

Salah satu pemicu yang banyak tidak disadari adalah obesitas. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko peradangan sistemik dalam tubuh, yang kemudian memicu timbulnya asma. Luthfia juga menambahkan bahwa kerja organ pernapasan menjadi lebih berat pada orang obesitas.

Selain obesitas, pola makan yang tidak seimbang juga berkontribusi. "Nutrisi yang tidak seimbang meningkatkan risiko inflamasi atau peradangan di tubuh, dan ini menjadi dasar dari penyakit asma," katanya.

Asma Tidak Selalu Dimulai Sejak Kecil

Menariknya, tidak semua penderita asma mengalaminya sejak usia dini. Luthfia menyebutkan bahwa ada jenis asma yang baru muncul saat dewasa dan tidak selalu berkaitan dengan alergi, seperti yang dipicu oleh rokok atau polusi.

"Pada dewasa, asma bisa terjadi tanpa mekanisme alergi, melainkan karena proses peradangan akibat faktor lain," paparnya.

Lingkungan Kerja dan Emosi Juga Bisa Jadi Pemicu

Faktor lingkungan seperti debu, asap rokok, polusi udara, dan alergen menjadi penyebab umum asma. Bahkan, jenis asma khusus yang disebut asma kerja dapat muncul akibat paparan zat tertentu di lingkungan kerja.

Faktor psikologis seperti stres dan emosi juga berperan. "Panik saat serangan justru memperburuk kondisi. Tetap tenang adalah kunci," ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan