Hati-Hati! Gaji Bulanan Bisa Habis Tanpa Sadar Kalau Anda Abaikan Cara Ini!

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Jambi – Di tengah godaan gaya hidup modern yang serba cepat, mengelola keuangan pribadi menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi generasi produktif saat ini. Keinginan untuk menikmati hiburan dan memanjakan diri sering kali bertabrakan dengan kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi. Jika salah langkah, bukan tidak mungkin keuangan pribadi menjadi kacau, bahkan memicu masalah finansial jangka panjang.
Lantas, bagaimana cara bijak membagi pengeluaran antara kebutuhan dan hiburan agar dompet tetap aman? Berikut ini strategi cerdas yang wajib Anda ketahui.
Keseimbangan adalah Kunci
Dilansir dari laman fincart.com dan fastercapital.com, para pakar keuangan menyarankan penerapan aturan 50/30/20 sebagai solusi efektif. Aturan ini menjadi panduan praktis dalam mengalokasikan pendapatan bulanan setelah pajak.
BACA JUGA:Koperasi Desa Merah Putih Siap Diluncurkan
BACA JUGA:Taksi Terbang Kantongi Izin Bawa Penumpang di Jakarta
Sebanyak 50% dari pendapatan dianjurkan untuk dialokasikan pada kebutuhan pokok, meliputi biaya tempat tinggal (sewa atau cicilan rumah), tagihan utilitas (listrik, air, gas), bahan makanan pokok, transportasi (ongkos kendaraan umum atau bahan bakar kendaraan pribadi), hingga asuransi (kesehatan, jiwa, atau kendaraan).
“Pengeluaran kebutuhan pokok ini sifatnya mutlak. Tanpa memenuhi aspek ini, kualitas hidup dasar bisa terganggu, bahkan bisa memicu masalah serius seperti tunggakan tagihan atau ketiadaan dana darurat,” ungkap seorang perencana keuangan.
Sementara itu, 30% dari pendapatan sebaiknya digunakan untuk kebutuhan hiburan atau keinginan pribadi. Pos ini bisa digunakan untuk kegiatan menyenangkan seperti nongkrong di kafe, menonton bioskop, berlibur, membeli barang mode terbaru, hingga langganan layanan streaming film atau musik.
“Banyak orang menyepelekan pentingnya anggaran hiburan. Padahal, kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap keseimbangan mental dan emosional seseorang. Bekerja keras tanpa jeda hiburan bisa menyebabkan stres berlebihan,” tambahnya.
Sedangkan 20% sisanya disarankan untuk ditabung atau membayar utang. Dana ini bisa dialokasikan untuk dana darurat, investasi jangka panjang, atau persiapan pensiun. Selain itu, pelunasan utang seperti kartu kredit dan pinjaman pribadi juga harus diprioritaskan demi menjaga stabilitas skor kredit.
Cermat Mencatat dan Mengkategorikan Pengeluaran
Tak cukup hanya menetapkan persentase, mengelola pengeluaran butuh kedisiplinan tinggi. Salah satu caranya adalah dengan membuat daftar rinci seluruh pengeluaran bulanan. Dari kebutuhan pokok hingga pengeluaran hiburan, semua harus dicatat tanpa terkecuali.
Lalu, kategorikan pengeluaran tersebut. Misalnya, apakah benar sebuah pembelian adalah kebutuhan atau sekadar keinginan? “Contohnya, membeli kopi kekinian setiap hari di kafe mungkin terasa penting, padahal bisa diganti dengan seduhan sendiri di rumah untuk menghemat pengeluaran hiburan,” jelas pakar keuangan itu.