Kenduri Sko: Tradisi Warisan Budaya Takbenda Indonesia Adat Suku Kerinci yang Menghormati Leluhur

Foto ilustrasi pencak silat pada acara kenduri SKo Kerinci, beberapa waktu lalu. -istimewa-

Upacara adat ini merupakan warisan budaya yang digelar lima tahun sekali dan telah berlangsung sejak abad ke-7 Masehi. Tradisi ini terdiri dari dua prosesi utama, yakni penyucian benda pusaka dan pengukuhan gelar adat.

Rangkaian acara dimulai dengan penyembelihan kerbau sebagai simbol pengorbanan dan penghormatan kepada leluhur.

BACA JUGA:Iran Bahas Program Nuklir dan Sanksi Barat

BACA JUGA:Desak Anggota PBB Terapkan Sanksi, Embargo Senjata Atas Israel

Setelah itu, benda-benda pusaka diturunkan dari tempat penyimpanan untuk disucikan dalam prosesi khusus.

Pusaka-pusaka ini berada di bawah penjagaan tiga pemimpin adat yang disebut Depati Tigo Luhah, yaitu Pucuk Depati Talam Tuo, Depati Bumi, dan Depati Sekumbang.

Penyucian dilakukan secara bergilir di masing-masing rumah adat atau rumah gadang para depati.

Menariknya, penyucian benda pusaka tidak dilakukan dengan membasuh menggunakan air secara langsung. Sebaliknya, ritual yang disebut palimauan ini dilakukan dengan membasahi tangan dengan air perasan jeruk limau, lalu mengusapkannya secara perlahan ke permukaan pusaka.

BACA JUGA:4 Makanan Kaya Karbohidrat yang Aman Dikonsumsi, Sehat dan Bikin Kenyang

BACA JUGA:Waspadai Ciri-Ciri Kanker Paru, Sering Diabaikan

Setelah disucikan, benda-benda pusaka dikembalikan ke kotaknya dan hanya boleh dikeluarkan kembali saat Kenduri Sko berikutnya. Dengan cara ini, pusaka tetap terjaga dari kerusakan akibat cuaca maupun sentuhan manusia.

Dalam budaya Kerinci yang menganut sistem matrilineal, garis keturunan ditarik dari pihak ibu. Tak heran jika gelar adat dan harta pusaka tinggi seperti rumah dan sawah diwariskan melalui jalur perempuan.

Istilah “sko” sendiri berasal dari kata “saka” yang berarti leluhur dari pihak ibu, mencerminkan nilai dan struktur sosial masyarakat adat setempat.

Pada hari ketiga pelaksanaan Kenduri Sko, diadakan upacara pemberian gelar adat kepada tokoh-tokoh yang dianggap berjasa atau memiliki hubungan dengan komunitas adat.

BACA JUGA:Salzburg dan Qarabag Amankan Kemenangan Tandang, Leg Pertama Liga Champions

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan