Kepemimpinan Generasi Muda Tentukan Daya Saing Indonesia

Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo.-Antara/Jambi Independent-Jambi Independent
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo menuturkan kepemimpinan generasi muda akan menentukan daya saing Indonesia di tengah era disrupsi teknologi dan geopolitik dunia.
"Arah masa depan Indonesia akan ditentukan oleh keberanian generasi muda mengambil peran, baik dalam ekonomi digital, kesiapsiagaan geopolitik maupun dalam menjaga kedaulatan bangsa di panggung internasional," kata Bamsoet, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Hal itu disampaikannya saat menjadi juri kehormatan Competition of Business and Management (COBISMA) 2025 yang diselenggarakan Universitas Terbuka (UT) secara daring di Jakarta, Selasa 26 Agustus 2025.
Dia mengatakan modal generasi muda sebagai digital native yang tumbuh dalam ekosistem internet dan inovasi teknologi harus diarahkan untuk melahirkan pemimpin yang gesit, berintegritas, dan memiliki pandangan global.
BACA JUGA:Golkar Sebut Kritik DPR Penting
BACA JUGA:276 Pelajar Diamankan Saat Demo Buruh
"Mereka memiliki keunggulan berani mencoba, akrab pada kolaborasi lintas disiplin, dan cepat belajar dari kegagalan," katanya.
Mantan Ketua MPR RI itu lantas memaparkan tingkat keterhubungan internet di Indonesia kian luas pada tahun 2025. Sekitar 229,4 juta penduduk Indonesia atau 80,66 persen populasi sudah terhubung ke internet berdasarkan survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat
Dia menilai angka itu menegaskan potensi kepemimpinan digital yang bisa melesatkan daya saing Indonesia dengan mayoritas pengguna berasal dari kalangan generasi muda, terutama Gen Z dan milenial.
"Di sisi ekonomi digital, laporan e-Conomy SEA 2024 menempatkan Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan, dengan proyeksi GMV sekitar US$90 miliar pada 2024, didorong e-commerce dan layanan keuangan digital.
Momentum ini, menurut dia, membuka ruang bagi pemimpin muda untuk mengakselerasi kecerdasan buatan (AI), memperluas inklusi keuangan, dan memperkuat produktivitas UMKM.
Dia kemudian menegaskan ada tiga hal utama yang perlu menjadi fokus kepemimpinan generasi muda di era globalisasi, yakni kompetensi teknologi yang beretika dengan menekankan literasi data dan keamanan digital.
Lalu, inovasi berdampak luas, terutama pada sektor kesehatan, pertanian, pendidikan, dan UMKM; serta pemahaman geopolitik yang matang agar Indonesia mampu menjaga kedaulatan di tengah rivalitas kekuatan besar.
“Indonesia memiliki banyak calon pemimpin muda, pasar digital terbesar di kawasan, dan posisi geopolitik yang strategis. Dengan kepemimpinan yang berlandaskan data, inovasi, serta wawasan global, generasi muda Indonesia tidak hanya beradaptasi dengan perubahan dunia, tetapi juga ikut menentukan arah masa depan bangsa Indonesia,” kata Bamsoet.(*/Viz)