Korban Banjir Harapkan Bantuan
--
MUARATEBO - Hampir sepekan, luapan Sungai Batanghari yang melintasi Kabupaten Tebo, terlihat semakin parah.
Banjir tercatat merendam 49 desa dan dua kelurahan di sembilan kecamatan yang berada disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.
BACA JUGA:Yenny Wahid Diskusi Bareng Gen Z Jambi, Bahas Soal Demokrasi
BACA JUGA:7.659 Jiwa Terdampak Banjir dan Longsor di Kerinci, Berikut Sebaran Wilayahnya
Sehingga mengakibatkan 2.267 kepala keluarga harus mengungsi dan akses perekonomian warga mati total.
Sementara Andi, warga Kecamatan Tebo Ulu saat dikonfirmasi mengatakan, banjir hampir sepekan merendam rumah mereka.
Saat ini perekonomian tidak jalan, kebun pun semua terendam. Ia mengaku membutuhkan bantuan dari pemerintah.
“Memang bantuan ada, cuma hanya bisa digunakan untuk satu hari. Sementara kami masih banyak bertahan di wilayah dekat rumah, karena takut ada barang-barang kami yang hilang. Sehingga kami memilih bertahan,” kata dia.
"Bantuan makanan dan air saat ini yang kami butuhkan, karena sudah empat lima hari kami tidak bisa bekerja," ujarnya.
Pantauan di lapangan, Gubernur Jambi Al Haris didampingi Penjabat (Pj) Bupati Tebo H Aspan meninjau langsung kondisi warga terkena dampak banjir yang terjadi hampir sepekan.
Gubernur Al Haris mengungkapkan, untuk saat ini pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam mengupayakan bantuan pangan bagi warga yang terdampak banjir.
"Jumlah korban terdampak banjir sembilan Kecamatan adalah 49 desa dan 2 Kelurahan sebanyak 2.267 kepala keluarga," ujarnya.
Sementara Pj Bupati Aspan juga menjelaskan, tindakan yang diambil Pemkab Tebo terhadap masyarakat yang terdampak banjir selain memberikan bantuan sembako, juga mengaktifkan posko kesehatan di puskesmas di delapan kecamatan tersebut untuk melayani pengobatan masyarakat yang terdampak banjir serta pembuatan dapur umum.
"Untuk bantuan dari provinsi kita sudah koordinasi dengan pak Gubernur dan pusat belum ada. Namun demikian kita akan segera koordinasi supaya mendapat stok bantuan, karena stok yang ada di Pemda juga sudah menipis," kata Aspan. (wan/zen)