CATL Umumkan Baterai Natrium-Ion Tembus 500 Km, Siap Produksi Massal 2026

Baterai Super Hybrid CATL-CATL_Official-
JAMBIKORAN.COM - Perusahaan raksasa teknologi baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL), kembali mencatat tonggak penting dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik global.
Perusahaan mengumumkan bahwa baterai natrium-ion generasi terbarunya telah berhasil mencapai densitas energi 175 Wh/kg dan mampu menopang jarak tempuh listrik murni lebih dari 500 kilometer.
Inovasi ini digadang-gadang akan menjadi alternatif utama pengganti baterai lithium-ion dalam beberapa tahun mendatang.
Dalam laporan yang dikutip dari Carnewschina pada Kamis (18/9), CATL menyebut bahwa baterai natrium-ion ini dijadwalkan memasuki fase produksi massal mulai tahun depan.
BACA JUGA:Audiensi Bersama Wamen PANRB, Wawako: 'Momentum Perkuat Layanan Publik'
BACA JUGA:Dorong Pengembangan Inovasi Ekonomi dan Keuangan Digital, BI Jambi akan Gelar Gentala Arasi 2025
Keputusan produksi tersebut akan bergantung pada jadwal peluncuran dari para pelanggan otomotif yang telah bekerja sama dengan CATL.
Meski densitas energinya sedikit lebih rendah dibandingkan baterai lithium-ion, CATL menegaskan bahwa teknologi natrium-ion menawarkan sejumlah keunggulan kompetitif.
Baterai ini diklaim memiliki kinerja unggul pada suhu rendah, jejak karbon yang lebih kecil, serta tingkat keamanan yang lebih tinggi.
Karakteristik tersebut diyakini akan mempercepat perluasan adopsi kendaraan energi baru atau New Energy Vehicle (NEV),
BACA JUGA:Ringankan Ekonomi Warga, Wali Kota Maulana Akan Perjuangkan Tambahan Sambungan Jargas Setiap Tahun
BACA JUGA:Dana BOK Jadi Ujung Tombak Kesehatan Warga, Puskemas Pondok Meja Gelar Evaluasi Lintas Sektor
khususnya di kawasan beriklim dingin yang selama ini menjadi tantangan bagi teknologi baterai konvensional.
CATL memperkirakan baterai natrium-ion berpotensi memenuhi lebih dari 40 persen kebutuhan pasar kendaraan penumpang di China.
Hal ini memberikan peluang komersialisasi besar bagi industri otomotif yang ingin memperluas lini kendaraan listrik dengan biaya produksi lebih efisien dan performa yang andal.
Selain itu, CATL juga menekankan bahwa paket baterai natrium-ionnya dirancang agar kompatibel dengan modul standar No. 20 dan No. 25, termasuk format pertukaran baterai.
BACA JUGA:Motivasi Pengusaha Jambi, SAH Hadiri Pelantikan KADIN Jambi, Anindya Bakrie Hadir Langsung
BACA JUGA:Program Loyalitas Xtravaganza/FantAXIS Pelanggan XLSMART Asal Jambi Raih Hadiah Rp 250 Juta
Desain fleksibel ini memungkinkan baterai dapat digunakan pada berbagai platform kendaraan tanpa memerlukan perubahan besar pada struktur atau desain kendaraan dari pabrikan mobil.
Kolaborasi pengembangan baterai natrium-ion bersama mitra industri otomotif saat ini dilaporkan berjalan lancar.
CATL menargetkan kesiapan pasokan secara penuh pada tahun 2026, mengikuti jadwal proyek masing-masing pelanggan.
Sebelumnya, pada 21 April 2025, CATL telah memperkenalkan baterai natrium-ion skala besar pertama di dunia yang diproduksi secara massal.
BACA JUGA:Tanggapan Mbappe Tentang Ballon d’Or
BACA JUGA:Helen dan Tek Hui Batal Jadi Saksi, Sidang TPPU dengan Terdakwa Tek Min
Produk perdana tersebut mencakup Sodium New Power Battery untuk mobil penumpang dan Sodium New 24V Integrated Starter Battery untuk kendaraan berat seperti truk.
Kedua jenis baterai itu dirancang untuk dapat beroperasi pada rentang suhu ekstrem antara -40°C hingga 70°C, menjadikannya solusi ideal untuk berbagai kondisi iklim.
Terbaru, pada 5 September 2025, baterai natrium-ion buatan CATL berhasil meraih sertifikasi sesuai dengan standar nasional China GB 38031-2025 tentang “Persyaratan Keamanan untuk Baterai Daya Kendaraan Listrik.”
Pencapaian ini menjadikan baterai natrium-ion CATL sebagai yang pertama di dunia yang memenuhi standar keamanan nasional terbaru tersebut.
BACA JUGA:Cicilan Kedua
BACA JUGA:Tarif Tol Baleno Masih Gratis
Dengan berbagai pencapaian ini, CATL menegaskan bahwa teknologi natrium-ion siap mendukung aplikasi kendaraan listrik berskala besar sekaligus
menghadirkan jalur alternatif yang lebih berkelanjutan di tengah dominasi baterai lithium-ion saat ini. (*)