Inovasi Paving Block dari Sampah Plastik Karya Warga Belum Dilirik Pemerintah

Reporter: Ratna Damayanti |

Editor: Finarman |

Rabu , 01 Oct 2025 - 09:30

Inovasi Paving Block dari Sampah Plastik Karya Warga Padalarang Belum Dilirik Pemerintah--

Namun, di balik pencapaian itu, Toni masih harus bergelut dengan kenyataan pahit.

Ia mengaku sulit memperluas produksi karena terbentur permodalan dan dukungan.

Pemerintah, yang diharapkannya bisa memberikan perhatian dan bantuan, hingga kini belum hadir memberi solusi.

Kondisi ini membuat pemasaran produk ramah lingkungan tersebut berjalan tersendat.

Toni menilai, inovasi ini tidak hanya menawarkan jalan keluar atas persoalan sampah plastik yang terus menumpuk, tetapi juga berpotensi membuka peluang usaha baru yang melibatkan masyarakat.

Menurutnya, jika pemerintah mau mendukung, produk ini bisa diproduksi massal dan dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.

“Bayangkan jika setiap daerah memanfaatkan paving block dari plastik, bukan saja sampah berkurang, tapi juga ada lapangan kerja baru yang tercipta,” ungkap Toni dalam salah satu unggahannya.

Hingga kini, Toni tetap konsisten mengembangkan karyanya meski dengan keterbatasan.

Ia berharap suatu saat inovasinya bisa diakui lebih luas dan didukung, agar perjuangannya tidak sia-sia. (*)

inovasi paving block dari sampah plastik karya warga belum dilirik pemerintah                            jambikoran.com – di tengah permasalahan sampah plastik yang kian mengkhawatirkan, seorang warga padalarang, kabupaten bandung barat, toni permana (46), justru berhasil menemukan terobosan kreatif.
ia mengolah limbah plastik menjadi paving block ramah lingkungan yang dinilai lebih unggul dibanding produk konvensional.
sayangnya, inovasi tersebut hingga kini belum mendapat perhatian serius dari pemerintah, membuat toni merasa kecewa.
dalam kesehariannya, toni dikenal aktif di media sosial, terutama tiktok, dengan akun bernama toni ban-bar.
baca juga:sekda pimpin exit meeting dan entry meeting bersama bpk ri
baca juga:penyandang disabilitas masih hadapi hambatan, dalam pengurusan administrasi
di sana, ia kerap membagikan proses pembuatan paving block dari plastik.
teknik yang digunakannya cukup sederhana: sampah plastik dilelehkan, lalu dituangkan ke dalam cetakan berbentuk segi enam hingga membentuk paving block.
meski berangkat dari keterbatasan, hasil karyanya tidak bisa dianggap remeh.
paving block tersebut terbukti lebih ringan, kuat, dan memiliki daya tahan lebih lama dibanding paving semen biasa.
baca juga:opd harus maksimalkam anggaran dan inovasi teknologi
baca juga: 54 hektare lahan nyaris puso, kadis tphp: masih bisa diselamatkan karena ada hujan
bahkan, produk inovatif ini telah mendapat pengakuan akademis.
institut teknologi bandung (itb) telah melakukan serangkaian uji, mulai dari uji tekan, uji abrasi, uji polutan, hingga uji bakar, dan semuanya dinyatakan lolos.
namun, di balik pencapaian itu, toni masih harus bergelut dengan kenyataan pahit.
ia mengaku sulit memperluas produksi karena terbentur permodalan dan dukungan.
baca juga:kekayaan fantastis willie salim, influencer dermawan yang berniat angkat adik dari gaza
baca juga:manfaat dessert untuk kesehatan mental
pemerintah, yang diharapkannya bisa memberikan perhatian dan bantuan, hingga kini belum hadir memberi solusi.
kondisi ini membuat pemasaran produk ramah lingkungan tersebut berjalan tersendat.
toni menilai, inovasi ini tidak hanya menawarkan jalan keluar atas persoalan sampah plastik yang terus menumpuk, tetapi juga berpotensi membuka peluang usaha baru yang melibatkan masyarakat.
menurutnya, jika pemerintah mau mendukung, produk ini bisa diproduksi massal dan dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
baca juga:atasi gangguan pencernaan dengan 3 makanan sehat
baca juga:metode evaluasi kinerja organisasi efisien untuk tim yang produktif
“bayangkan jika setiap daerah memanfaatkan paving block dari plastik, bukan saja sampah berkurang, tapi juga ada lapangan kerja baru yang tercipta,” ungkap toni dalam salah satu unggahannya.
hingga kini, toni tetap konsisten mengembangkan karyanya meski dengan keterbatasan.
ia berharap suatu saat inovasinya bisa diakui lebih luas dan didukung, agar perjuangannya tidak sia-sia. (*)