137 Orang Dibebaskan Otoritas Israel, Tergabung dalam Misi Global Sumud Flotilla

DIBEBASKAN: Para aktivis kemanusiaan dalam misi Global sumud Flotilla yang disandera Israel, dibebaskan.-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent

ISTANBUL - Sebanyak 137 aktivis kemanusiaan dari misi Global Sumud Flotilla, akhirnya dibebaskan oleh otoritas Israel dan diterbangkan ke Istanbul, Turki, pada Sabtu (4/10) waktu setempat.

Menurut Kementerian Luar Negeri Turki, dari total tersebut terdapat 36 warga negara Turki. Sementara sisanya merupakan warga dari sejumlah negara lain seperti Malaysia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Aljazair, Maroko, Italia, Kuwait, Libya, Mauritania, Swiss, Tunisia, dan Yordania. 

Israel menyebut terdapat pula peserta dari Inggris dan Bahrain.

Pemerintah Turki mengonfirmasi bahwa pesawat Turkish Airlines yang membawa para aktivis itu dijadwalkan mendarat di Istanbul sekitar pukul 15.40 waktu setempat (12.40 GMT) dikutip dari Jerusalem Post. 

BACA JUGA:Jokowi dan Prabowo Bahas Soal Bangsa

BACA JUGA:Gaya Purbaya

Penangkapan terhadap para aktivis ini terjadi setelah militer Israel menghadang sekitar 40 kapal dalam armada flotilla yang berusaha mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Aksi tersebut menuai kecaman internasional, terutama karena Israel menahan lebih dari 450 orang dari berbagai negara.

Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, mengungkapkan bahwa 26 warga Italia termasuk di antara mereka yang dibebaskan, sementara 15 lainnya masih ditahan di Israel dan akan dipulangkan pada pekan depan.

“Saya telah memerintahkan Kedutaan Besar Italia di Tel Aviv untuk memastikan para warga kami diperlakukan dengan hormat dan sesuai hukum internasional,” ujar Tajani melalui akun X (Twitter).

Empat anggota parlemen Italia telah lebih dulu tiba di Roma. Salah satu di antara mereka, Arturo Scotto, menyebut bahwa tindakan Israel tidak dapat dibenarkan. 

“Yang bertindak legal adalah mereka yang berada di kapal itu. Yang bertindak ilegal justru mereka yang menghalangi kapal mencapai Gaza,” tegas Scotto.

Kelompok bantuan hukum Israel, Adalah, menyatakan banyak aktivis mengalami perlakuan buruk selama ditahan.

Beberapa di antaranya tidak diberi akses ke pengacara, air, obat-obatan, bahkan toilet. Mereka juga dipaksa berlutut dengan tangan diikat selama sedikitnya lima jam, setelah meneriakkan slogan “Free Palestine”.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan