Tiga Alat Bedah Syaraf Sedang Diperbaiki

-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi memastikan seluruh proses penyaluran obat-obatan berjalan dengan lancar tanpa kendala. Ketersediaan obat untuk pasien juga dikonfirmasi aman dan mencukupi untuk kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Raden Mattaher, Anton Trihartanto, mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada kendala dalam distribusi obat-obatan di rumah sakit tersebut.

“Semua berjalan lancar, penyaluran obat tidak ada masalah dan stoknya juga aman, mudah-mudahan tidak ada kendala,” ujar Anton, Senin (6/10).

Selain itu, Anton juga menegaskan bahwa kondisi peralatan medis di RSUD Raden Mattaher dalam keadaan baik dan berfungsi dengan optimal. Rumah sakit terus berupaya menjaga standar pelayanan dengan dukungan teknologi medis yang canggih serta terjamin keamanannya. 

BACA JUGA:Wali Kota Maulana Komitmen, Terus Tingkatkan Kualitas SDM Bagi ASN

BACA JUGA: BKD Dalami Masalah Kepala SMAN 6 Kerinci, Ada Dugaan Pelanggaran Disiplin sedang Hingga Berat

“Alat yang masuk keintervensi tubuh manusia, gak mau di nego-nego. Apabila belum pernah diuji, saya gak mau pakai. Misalnya pasien lagi gak sadar lalu kita masukan alat dengan kualitas yang kita gak pernah tau, saya gak mau,” tegas Anton. 

Anton menyatakan juga bahwa setiap alat medis yang mulai mengalami kerusakan, akan segera ditindaklanjuti untuk diperbaiki agar tidak mengganggu pelayanan.

“Saat ini memang ada tiga alat bedah saraf dalam proses perbaikan langsung di Jerman, dan informasinya alat itu sudah sampai di Jakarta. Semoga dalam waktu dekat bisa segera tiba di Jambi, walaupun begitu operasi masih tetap berjalan,” tambahnya.

Anton menjelaskan, sebagian besar pasien yang dirawat di RSUD Raden Mattaher merupakan pasien rujukan dari rumah sakit daerah, yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

“Jadi hampir sebagian pasien yang kita tangani dan berikan pelayanan di rumah sakit ini adalah pasien-pasien yang memang kondisinya tidak memungkinkan dilayani di rumah sakit daerah,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam setiap tindakan medis, semua komponen pelayanan diperhitungkan secara transparan.

“Misalnya pasien yang mau operasi, obat kita hitung, jasa perawat dihitung, laboratorium dihitung, tindakan-tindakan operasi juga kita hitung. Kita tidak membatasi layanan para dokter spesialis terhadap pasien, jadi kita bebaskan dokter memberikan pelayanan semaksimal mungkin,” jelas Anton.

Namun, Anton menyoroti adanya tantangan dalam sistem pembayaran oleh BPJS Kesehatan, yang dinilai belum sepenuhnya mencerminkan biaya riil pelayanan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan