Hati-hati, Pola Asuh ‘Strawberry Parenting’ Bisa Melemahkan Mental Anak
Hati-hati, Pola Asuh ‘Strawberry Parenting’ Bisa Melemahkan Mental Anak--
JAMBIKORAN.COM - Seiring berkembangnya pengetahuan tentang pola pengasuhan, istilah strawberry parenting kini semakin sering dibicarakan.
Pola asuh ini menggambarkan cara mendidik anak yang penuh kasih sayang, tetapi disertai keinginan kuat untuk melindungi mereka dari berbagai kesulitan hidup.
Psikolog Klinis Anak dan Remaja sekaligus Vice Principal SD di Sekolah Cikal Amri Setu, Rendra MPsi, menjelaskan bahwa strawberry parenting muncul dari niat orang tua untuk menghindarkan anak dari rasa sakit, kegagalan, dan kekecewaan.
Pola ini disebut mirip dengan overprotective parenting karena sama-sama membatasi anak dari pengalaman yang menantang.
BACA JUGA:Kapan Bayi Bisa Duduk Sendiri? Ini Penjelasan dan Cara Melatihnya
BACA JUGA:Manfaat Buah Jeruk untuk Kesehatan Tubuh
Mengacu pada gagasan Rhenald Kasali dalam bukunya Strawberry Generation, pandangan seperti ini muncul karena banyak orang tua ingin anaknya hidup lebih mudah dibanding masa kecil mereka.
Namun, tanpa disadari, sikap tersebut dapat membuat anak kurang tangguh menghadapi realitas kehidupan.
Ciri-ciri Strawberry Parenting
Ciri utama dari strawberry parenting adalah kecenderungan orang tua untuk terlalu melindungi anak.
BACA JUGA:Dampak Fisik dari Tidur Terlalu Lama
BACA JUGA:Khasiat Alpukat untuk Penderita Diabetes, Bantu Kendalikan Gula Darah dan Berat Badan
Mereka berusaha keras menjauhkan anak dari pengalaman yang berpotensi menimbulkan luka, baik fisik maupun emosional.
Selain itu, orang tua sering kali langsung turun tangan ketika anak mengalami masalah.