Disperindag Muaro Jambi Dinilai Lepas Tangan, Penataan UMKM MTQ Diserahkan ke EO, Pedagang Teriak Mahal

MENGELUH : Pedagang kecil yang mengeluh mahalnya sewa lapak di area MTQ Tingkat Provinsi Jambi di Muaro Jambi.-Foto : Junaidi-jambi independent

 

 

MUARO JAMBI,JAMBIKORAN.COM - Kekecewaan para pelaku UMKM lokal memuncak pada saat pelaksanaan MTQ ke-54 Tingkat Provinsi Jambi. 

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Muaro Jambi diduga menghindar dari tanggung jawab dalam penataan pedagang yang ingin berjualan di arena MTQ. 

Akibatnya, pengelolaan area usaha diserahkan sepenuhnya kepada pihak event organizer (EO).Keputusan tersebut berbuntut panjang. 

Para pedagang UMKM yang berharap bisa mendapatkan fasilitas dengan biaya terjangkau justru harus menghadapi tarif sewa tenda yang dinilai mencekik. 

BACA JUGA:Panja Reformasi Polri-Kejaksaan-Pengadilan Dibentuk Demi Keadilan

BACA JUGA:Mendagri Minta Pemda Perbanyak Rusun sebagai Solusi Permukiman Padat

Harga sewa yang dipatok EO mencapai Rp 3 sampai dengan Rp 5 juta per tenda, membuat banyak pedagang keberatan dan merasa diperlakukan tidak adil.

“Biasanya kalau kegiatan pemerintah ada pembinaan atau penataan dari dinas. Tapi sekarang malah diserahkan ke EO. Kami terpaksa ikut aturan mereka dan bayar mahal,” keluh seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, menurut informasi yang beredar, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Muaro Jambi hanya mengalokasikan anggaran untuk stand pameran resmi kabupaten/kota, bukan untuk pedagang UMKM lokal. 

Akibatnya, pelaku usaha kecil harus menanggung seluruh biaya sendiri tanpa ada pendampingan maupun subsidi.

Kondisi ini memunculkan kritik keras dari berbagai pihak yang menilai pemerintah daerah seharusnya hadir untuk melindungi dan memfasilitasi UMKM, bukan justru membiarkan pihak ketiga mengelola area komersial tanpa pengawasan ketat.

BACA JUGA:Nikita Mirzani Klarifikasi soal Isu Berjualan dari Rutan, Pengacara Tegaskan Semua dalam Pengawasan

BACA JUGA:Kalapas Kelas IIB Muara Sabak Tegaskan Tidak Mentolerir Peredaran Narkoba di Dalam Lapas

Dengan tingginya biaya sewa dan minimnya perhatian dinas terkait, para pedagang kini terpaksa memutar otak untuk tetap bisa berjualan. 

“UMKM itu tulang punggung ekonomi Daerah. Kalau di momen besar seperti MTQ saja mereka tidak diperhatikan, bagaimana mau berkembang?” ujar salah satu pemerhati UMKM di Muaro Jambi.

Sandi Pedagang Cilok mengaku tak mampu membayar sewa yang ditetapkan oleh EO. 

"Kalau yang di tenda itu dak sanggup kami bang, bayarnya mahal, Ado juga kami dengar yang dikenakan biaya Rp 300 ribu ada juga yang Rp 1 Juta," keluhnya. 

Akibat tidak mampu membayar sewa yang dinilainya terlalu mahal, dirinya terpaksa berjualan di luar area yang ditetapkan. 

"Kalau disini kami cuma bayar uang kebersihan Bae bang , cuma Rp 10 ribu permalam," tandansya. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan