Hati-hati Ini Dia Penyebab Kematian Ibu saat Persalinan, Perdarahan Hingga Eklamsia

Ilustrasi Ibu Hamil-jambi independent-Jambi Independent

Nah hal Itu tidak bisa diprediksi.

Oleh karena itu, lanjut Gde, para dokter kandungan diharapkan bila mengetahui terjadi preeklamsia atau hipertensi atau tekanan darah meningkat pada ibu hamil untuk segera bertindak dan memutuskan segera apakah mau kehamilan dilanjutkan atau menyelamatkan ibu, yakni sesuai prinsip selamatkan ibu dahulu.

Secara teori, kata Gde, eklamsia dapat terjadi pada usia kehamilan 20 minggu.

Adapun ciri-cirinya sebelum 20 minggu tensinya tidak tinggi, normal-normal saja.

Setelah usia kehamilan di atas 20 minggu tiba-tiba tekanan darahnya tinggi saat diperiksa.

Oleh karena itu, kontrol kehamilan sebagai deteksi dini diperlukan sehingga kalau tensinya naik, maka ibu harus hati-hati.

BACA JUGA:6 Manfaat Angkat Beban Bagi Ibu Hamil

BACA JUGA:Miris! Gadis 15 Tahun di Makassar Diperkosa 3 Pria Hingga Hamil 4 Bulan

Pada kasus preeklamsia yang sudah berat, yang sudah terancam untuk terjadinya eklamsia, dokter sebenarnya sudah tidak ada waktu lagi untuk menunda proses persalinan untuk menyelamatkan ibu.

Adapun pada preeklamsia ringan menuju ke berat, dokter hanya boleh memberikan kesempatan apabila tensinya terkendali dan hanya untuk memberikan pematangan paru buat bayi. 

“Itu pun tidak boleh lebih dari 24 jam harus sudah determinasi atau diakhiri kehamilannya. Itu semata-mata karena semua dokter kandungan di Indonesia takut kalau sudah terjadi eklamsia, hubungannya adalah dengan mortalitas atau kematian ibu yang tinggi,” ucap Gde.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan