Upaya Optimalisasi Penemuan Sumber Gas Besar Di Indonesia

Ilustrasi anjungan minyak dan gas lepas pantai. --

Perbaikan pada sektor-sektor tersebut dapat meningkatkan daya tarik iklim investasi Indonesia, mengingat saat ini Indonesia juga sedang kompetitif dengan negara lain dalam hal investasi migas.

BACA JUGA:Lemari Jamuran? Ini 4 Tips Merawat Lemari Kayu Agar Tidak Muncul Jamur

Penemuan ini juga ditargetkan untuk mempercepat proses menuju onstream atau produksi. Rencananya, SKK Migas berencana memulai kegiatan produksi di WK Andaman Selatan pada tahun 2028-2029.

KOORDINASI

SKK Migas juga telah berkoordinasi dengan ENI selaku operator Geng Utara untuk mempercepat proses produksi pasca ditemukannya sumber gas yang besar tersebut guna memperkuat neraca gas nasional.

Selain itu, proses produksi tersebut diharapkan dapat mendukung hilirisasi gas di kawasan tersebut dan menghidupkan kembali Operasional Badak LNG Bontang, dari dua train menjadi empat train, dengan pasokan gas sebesar 1.700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau setara dengan produksi pada tahun proyek Abadi Liquefied Natural Gas (LNG) di blok Masela.

Direktur Utama Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali menyatakan, penemuan gas dalam jumlah besar tersebut merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan untuk mendukung target produksi Indonesia pada tahun 2030, yakni satu juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 BSCFD.

BACA JUGA:Rinjani Kwinnara Nastine dan Isyana Syahira Meida Raih Gelar Atlet Terbaik PB Djarum

Pihaknya akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di WK yang sama. Oleh karena itu, Mubadala Energy memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan rencana tersebut.

Diakui Ali, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia melakukan beberapa perbaikan dari segi kepastian hukum dan fiskal. Terlebih, saat ini pemerintah telah melakukan relaksasi dan memberikan fleksibilitas dalam hal mekanisme kontrak gross split dan cost recovery.

MOMENTUM

Setelah ditemukannya dua sumber gas alam tersebut, Rystad Energy mengetahui bahwa Indonesia mempunyai momentum untuk mampu memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri sekaligus memiliki posisi berpengaruh di tingkat global melalui pemanfaatan sumber daya gas alamnya.

Data Rystad Energy memperkirakan sumber daya gas Indonesia mencapai lebih dari 100 TCF atau hampir setengah dari total sumber daya gas di Asia Tenggara.

BACA JUGA:Ini 5 Tanaman Hias yang Mudah Dirawat, Bikin Cantik!

Namun, perusahaan menekankan bahwa potensi sumber daya yang besar ini tidaklah cukup, karena tantangan sebenarnya adalah monetisasi sumber daya secara langsung.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan