Tunjuk Satoru Mochizuki Latih Timnas Putri Indonesia
Ketua Umum PSSI Erick Thohir (kiri) berbincang dengan pelatih Timnas putri Indonesia asal Jepang Satoru Mochizuki (kanan) saat konferensi pers penandatangan kontrak di Jakarta, Selasa (20/2/2024).-ANTARA-Jambi Independent
JAKARTA - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menunjuk Satoru Mochizuki sebagai pelatih tim nasional putri Indonesia dengan durasi kontrak selama dua tahun.
Kehadiran pelatih berusia 59 tahun tersebut menjadi angin segar bagi dunia sepak bola putri tanah air, pasalnya Mochizuki dengan portofolionya yang mentereng bukanlah figur yang asing dengan panggung sepak bola dunia.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan timnas Indonesia beruntung karena memperoleh sosok Satoru Mochizuki. Menurut mantan Presiden Inter Milan tersebut, Mochizuki bukanlah figur yang 'kaleng-kaleng' di ranah sepak bola putri.
"PSSI sangat mengapresiasi JFA yang benar-benar secara ikhlas mau bantu sepak bola Indonesia dengan memberikan salah satu pelatih terbaiknya untuk membangun sepak bola Indonesia dan tentu kita melihat banyak CV (pelatih lain), tapi pelatih Satoru punya jejak karir yang jelas," kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta, Selasa.
BACA JUGA:Bagnaia Pertahankan Dominasi, Selama Dua Hari Tes Pramusim di Qatar
BACA JUGA:Tampil Memukau dengan Blush On,Panduan Berbagai Jenis dan Cara Aplikasi yang Tepat
Kedatangan Mochizuki di tanah air juga tak terlepas dari kerjasama yang dijalin oleh PSSI dengan Japan Football Asociation (JFA) pada bulan Mei 2023 lalu. Kerjasama dengan negeri Samurai Biru tersebut, terjalin untuk mengembangkan sepak bola putri di Indonesia.
Mendatangkan Mochizuki menjadi langkah awal yang dilakukan PSSI untuk membentuk skuad Garuda yang diproyeksikan mampu menembus Piala Dunia Wanita 2035. Tugas pertama Mochizuki adalah membangun skuad generasi pertama yang akan berlaga di gelaran Piala Asia U-17 atau AFC Asian Cup U-17 2024 yang berlangsung di Bali pada Mei mendatang.
PSSI tengah menyusun cetak biru kompetisi putri dari usia muda, sebelum menggulirkan Liga 1 putri. Cetak biru tersebut disusun untuk projek jangka panjang selam sepuluh tahun yang ditargetkan membawa Srikandi Indonesia lolos ke Piala Dunia 2035.
"Tadi kita (dengan Satoru Mochizuki) sudah bersepakat membuat cetak biru (sepak bola putri) untuk 10 tahun. Tadinya saya bicara lima tahun, tapi pelatih bilang enggak, dia mau sepuluh tahun. Inilah yang kita namakan tentu keberlanjutan ini penting, program ini kita akan jalankan secara serius," kata Erick Thohir.
BACA JUGA:Tips Bahagia Menjalani Pernikahan Jarak Jauh
BACA JUGA:Sumber Karbohidrat yang Baik untuk Bayi
Saat ini PSSI berupaya untuk menjaring para pemain putri bertalenta melalui sejumlah kompetisi akar rumput yang kian menjamur. Nantinya Mochizuki bersama dengan Direktur Teknik tim nasional Indonesia, Indra Sjafri, menjaring talenta-talenta muda pesepak bola putri di seluruh penjuru tanah air.
Selain itu PSSI juga bekerja sama dengan Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI) untuk membangun ekosistem sepak bola Indonesia melalui gelaran kompetisi di kelompok umur.